JAKARTA - Polisi menyebut transpuan berinisial L telah cukup lama berkecimpung dalam dunia suntik filler. Sebab tersangka memiliki salon kecantikan yang dijadikan tempat praktiknya.
"Jadi tersangka ini punya salon, salon kecantikan, di mana di salon ini sering mungkin melakukan kegiatan-kegiatan seperti itu (suntik filler, red)," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto kepada wartawan di Mabes Polri, Senin, 20 Juni.
Transpuan ini merupakan tersangka kasus pembunuhan mahasiswi berinisial I yang jasad ditemukan di apartemen Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Dari hasil penyelidikan dan penyidikan sementara korban diduga merupakan pelanggan tersangka.
Dugaan ini karena dari alat bukti rekaman CCTV, tersangka dan korban terlihat sangat akrab. Sebab, tersangka menjemput korban di lobi apartemen dan berbincang hangat sebelum pembunuhan itu terjadi.
"Sehingga kami duga antara korban dengan pelaku ini udah cukup kenal," ungkapnya.
Dalam penanganan kasus ini, polisi sudah menyimpulkan penyebab tewasnya mahasiswi itu. Berdasarkan hasil autopsi dan pendalaman, korban mengalami kerusakan jaringan di bagian bokong.
"Secara garis besar kesimpulan penyebab matinya adanya gangguan pada jaringan di sekitar bokong dari korban," kata Budhi.
Mahasiswi berinisial I ditemukan tewas dalam keadaan setengah telanjang. Kondisi I mengenaskan, jasadnya sudah membusuk. Jasad itu saat ditemukan pada Rabu, 8 Juni, sekitar pukul 14.21 WIB, dalam posisi terlentang di kasur tanpa mengenakan celana.
Terungkapnya kasus itu berawal Ketika salah satu penghuni apartemen mencium bau tidak sedap yang berasal dari kamar korban, kemudian melapor ke petugas keamanan. Saat itu petugas keamanan membuka pintu kamar apartemen dan menemukan korban sudah meninggal di atas kasur.
Polisi yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) tidak menemukan tanda-tanda kekerasan atau luka pada tubuh korban. Penyidik hanya menemukan bong atau alat hisap sabu serta plastik klip tak jauh dari jenazah korban.