Korea Utara Mendadak Hentikan Impor Produk Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 dari China, Ada Apa?
Ilustrasi penanganan COVID-19 di Korea Utara. (Sumber: KCNA)

Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara tiba-tiba berhenti mengimpor produk pencegahan dan pengendalian COVID-19 dari China pada Bulan Mei, menurut data perdagangan yang dirilis oleh Beijing, setelah negara itu membeli masker wajah dan ventilator dari tetangganya pada bulan-bulan sebelumnya.

Kasus demam baru harian di Korea Utara, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita negaranya, KCNA, telah menurun sejak negara tertutup itu pertama kali mengakui pada pertengahan Mei, mereka sedang memerangi wabah COVID-19.

Kendati demikian, otoritas Korea Utara belum mengungkap berapa banyak dari kasus-kasus tersebut yang dites positif terinfeksi virus corona. Biasanya, Pyongyang hanya mengumumkan pertambahan dan pengurangan kasus demam di negara itu.

Diketahui, Korea Utara tidak mengimpor masker wajah, termometer, sarung tangan karet, ventilator atau vaksin dari China pada Mei, menurut data yang dirilis oleh bea cukai China pada Senin, melansir Reuters 20 Juni.

Kondisi itu jauh berbeda dibandingkan dengan impor lebih dari 10,6 juta masker, hampir 95.000 termometer dan 1.000 ventilator non-invasif dari China pada Januari-April lalu.

Selain membeli dari China, Korea Selatan dan Amerika Serikat telah menawarkan untuk memberikan bantuan, termasuk vaksin, tetapi Pyongyang belum menanggapi hingga saat ini.

Sementara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Bulan Juni, mereka menganggap situasinya semakin buruk, bukan lebih baik. Sebabnya, Pyongyang tidak pernah secara langsung mengkonfirmasi berapa banyak orang yang dites positif terkena virus,

Secara keseluruhan, ekspor China ke Korea Utara merosot 85,2 persen menjadi sekitar $14,51 juta dolar AS di Bulan Mei, dari semula sebesar 98,1 juta dolar AS di Bulan April.

Adapun barang ekspor utama Negeri Tirai Bambu ke Korea Utara antara lain, kedelai, gula pasir, bungkil kedelai dan tepung terigu.

Korea Utara membeli kedelai senilai 2,97 juta dolar AS, gula pasir 2,64 juta dolar AS, bungkil kedelai 1,49 juta dolar AS dan tepung terigu 846,598 dolar AS pada Bulan Mei, menurut data bea cukai China.

Terpisah, Kementerian Luar Negeri China mengonfirmasi pada 29 April, China telah menangguhkan layanan kereta barang lintas batas dengan Korea Utara, setelah konsultasi karena infeksi COVID-19 di kota perbatasan Dandong.