Kelelahan Pandemi Mungkin Akan Sebabkan Kelengahan di Berbagai Negara
Ilustrasi foto (Max Anderson Jonalo/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan 'kelelahan pandemi' yang dapat menyerang penduduk dunia, termasuk otoritas di berbagai negara. Pandemi telah berjalan panjang dan jumlah kasus melonjak tanpa henti.

"Banyak negara di belahan bumi utara melihat peningkatan kasus dan rawat inap yang mengkhawatirkan," kata Tedros kepada wartawan di Jenewa, dikutip SCMP, Selasa, 27 Oktober.

"Unit perawatan intensif mengisi kapasitas di beberapa tempat, terutama di Eropa dan Amerika Utara," tambahnya.

Lebih dari 43 juta orang di seluruh dunia telah positif mengidap COVID-19 sejak pandemi dimulai. Sementara lebih dari 1,1 juta orang meninggal dunia karena COVID-19. Tedros mengatakan dia memahami kelelahan pandemi yang dirasakan orang sebagai akibat dari pembatasan atau kuncitara. 

“Bekerja dari rumah, anak-anak sekolah jarak jauh, tidak dapat merayakan pencapaian bersama teman dan keluarga atau tidak berada di sana untuk meratapi orang yang dicintai. Hal tersebut sulit dan kelelahan itu nyata,” kata Tedros.

"Kita tidak bisa menyerah ... Para pemimpin harus menyeimbangkan gangguan kehidupan dan mata pencaharian dengan kebutuhan untuk melindungi petugas kesehatan dan sistem kesehatan saat perawatan intensif terisi," tegas Tedros.

Keterangan Tedros datang sehari setelah kepala staf Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Mark Meadows, mengatakan kepada bahwa fokus pemerintahan telah beralih ke mitigasi, bukan membasmi COVID-19.

“Kami tidak akan mengendalikan pandemi. Kami akan mengontrol fakta bahwa kami mendapatkan vaksin, terapi, dan mitigasi lainnya,” kata Meadows, membandingkan COVID-19 yang lebih mematikan dengan flu musiman.

Namun Trump membantah bahwa dia menyerah untuk memerangi penyebaran COVID-19. Trump bersikeras, meskipun ada lonjakan kasus baru, pandemi COVID-19 akan menghilang. 

AS tetap menjadi negara yang memiliki paling banyak kasus COVID-19 di dunia. Lebih dari 225.000 orang AS tewas dan kasus melonjak dengan cepat. Sabtu 24 Oktober mendapati rekor harian untuk kasus COVID-19 baru karena dua hari berturut-turut mencapai hampir 89.000.

Lonjakan lebih lanjut diperkirakan saat cuaca dingin tiba. Kepala kedaruratan WHO Michael Ryan menyuarakan keprihatinan khusus tentang situasi di Eropa, yang dalam sepekan terakhir menyumbang 46 persen dari kasus global dan hampir sepertiga dari kematian global.