JAKARTA - Dua pasal pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah diserahkan oleh House of Representatives (HOR) atau DPR-nya Amerika kepada Senat. Sidang pemakzulan Trump itu akan dijadwalkan pada Selasa, 21 Januari mendatang.
Pasal pemakzulan presiden ke-45 itu ditandatangani langsung Ketua DPR AS Nancy Pelosi. Menariknya saat proses penandatangan itu, Nancy menggunakan banyak pulpen. Jumlah alat tulis yang digunakan Nancy untuk menandatangani pasal pemakzulan Trump bahkan sampai tiga nampan.
Dikutip dari The Guardian, salah satu anggota Partai Republik, Steve Scalise menyebut aksi banyak pulpen yang digunakan oleh Nancy sebagai bentuk sindiran sarkastik. Bahkan sekretaris pers Gedung Putih bilang kalau pulpen-pulpen itu kemudian dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ada di dalam ruangan.
Pulpen tinta berwarna hitam itu memiliki ukiran emas yang dibubuhi tanda tangan Nancy Pelosi. Sejatinya pulpen itu memang merupakan barang suvenir milik Pelosi untuk dibagi-bagikan kepada tamu undangannya.
Namun entah bagaimana, saat menandatangani berkas pemakzulan Trump. Ia menggunakan satu persatu pulpen tersebut di tiap lembar dokumen tersebut.
The closing of the ceremonial impeachment pens. pic.twitter.com/8GZmgbKnhP
— Alexander Nazaryan (@alexnazaryan) January 15, 2020
Sejatinya penggunaan banyak pulpen untuk menandatangani dokumen atau berkas negara, tidak hanya dilakukan oleh Pelosi. Presiden Barack Obama bahkan pernah menggunakan 22 pulpen tinta sekaligus, secara bergantian untuk menandatangani Undang-Undang Hak Sipil.
It’s a laborious process because she’s using multiple pens.
“It makes for a funny signature,” she jokes. https://t.co/szLoKhgyg8
— Lauren Gambino (@laurenegambino) January 15, 2020
Dirangkum dari Time, pulpen-pulpen tinta yang kerap digunakan para presiden untuk menandatangani dokumen biasanya akan menjadi artefak sejarah. Namun tak sedikit presiden atau pemimpin negara yang membagi-bagikan pulpen tinta sebagai suvenir.
Diberitakan sebelumnya, anggota DPR AS, Adam Schiff (59) dari Partai Demokrat yang mewakili wilayah California, telah ditunjuk menjadi Ketua Jaksa dalam persidangan pemakzulan Trump. Selain itu, Ketua Mahkamah Agung AS, John Roberts juga telah disumpah untuk memimpin jalanya sidang pemakzulan tersebut.
Nantinya seluruh 100 Senator AS juga diambil sumpahnya untuk berperan sebagai hakim dan dewan juri dalam persidangan. Sidang pemakzulan Trump akan mulai digelar pekan depan setelah dakwaan pemakzulan diserahkan ke Senat.
Diperkirakan, sidang pemakzulan Trump akan berlangsung selama dua pekan. Dalam sidang pemakzulan ini, Trump didakwa secara diam-diam menahan bantuan militer untuk Ukraina demi menekan otoritas Ukraina agar menyelidiki mantan Wakil Presiden AS Joe Biden yang berpotensi menjadi penantang Trump dalam pilpres 2020.