Presiden: Vaksinasi Booster Kini Kesulitan Cari Peserta
Presiden Joko Widodo (ANTARA/Gilang Galiartha) (FOTO ANTARA/Gilang Galiartha)

Bagikan:

BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dosis penguat atau booster kini kesulitan mencari peserta, padahal hal itu dianjurkan, terlebih belakangan kasus di Indonesia juga kembali menemui kurva peningkatan.

Presiden berharap peningkatan itu tidak terus berlangsung secara signifikan. Jokowi mengingatkan masyarakat yang belum menerima vaksinasi booster segera melakukannya.

"Antisipasi kita sudah saya sampaikan juga satu dua bulan yang lalu soal booster. Semuanya booster," kata Presiden kepada wartawan seusai menghadiri Temu Raya #KitaPrakerja di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dikutip Antara, Jumat, 17 Juni..

"Vaksinnya ada, masih puluhan juta, itu segera semuanya. Sekarang ini kita vaksinasi booster cari pesertanya kesulitan," katanya menambahkan.

Di sisi lain, Presiden mengatakan meski mengalami peningkatan kasus karena paparan varian Omicron BA.4 dan BA.5, rasio positif dari spesimen harian (positivity rate) COVID-19 masih di bawah standar aman versi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 5 persen.

"Tapi apa pun, kita harus waspada. Sejak awal meskipun belum naik dulu kan saya juga sudah ngomong, gak sekali, gak dua kali, gak tiga kali. Waspada, waspada, waspada," katanya.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per Kamis (16/6) 2022 terdapat pertambahan kasus baru sebanyak 1.173, sedangkan vaksin booster telah diterima oleh 48,2 juta jiwa di Indonesia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan puncak kasus COVID-19 varian Omicron BA.4 dan BA.5 maksimal hanya akan mencapai 25.000 kasus per hari.

Hal itu berkaca dari pengalaman beberapa negara lain yang sudah lebih dulu melewati fase puncak kasus COVID-19 varian BA.4 dan BA.5 yang jumlahnya hanya berkisar sepertiga dari puncak kasus varian Omicron atau Delta.

Di negara-negara lain fase puncak terjadi sekira satu bulan setelah kasus pertama teridentifikasi, sehingga di Indonesia puncak kasus varian BA.4 dan BA.5 diperkirakan terjadi pada pekan ketiga dan keempat Juli 2022.