Jokowi: Jangan Ada Lahan Perhutanan Sosial yang Telantar
Syukuran hasil bumi Gerakan Masyarakat (Gema) Perhutanan Sosial yang digelar di Lapangan Omah Tani, Kabupaten Batang, Jawa Tengah yang dihadiri Presiden Jokowi/Youtube Sekretariat Presiden

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan dirinya tak mau ada lahan perhutanan sosial yang tak dimanfaatkan oleh masyarakat. Ia menegaskan kepada jajarannya untuk tidak membiarkan ada lahan perhutanan sosial yang telantar dan tidak produktif.

Sebab, selama lima tahun terakhir, pemerintah telah membagi-bagi lahan perhutanan sosial lebih dari 5 juta hektare se-Indonesia untuk digunakan masyarakat. Khusus di Pulau Jawa, lahan perhutanan sosial telah dibagikan seluas 324 ribu hektare.

Hal ini disampaikan Jokowi saat menghadiri acara syukuran hasil bumi Gerakan Masyarakat (Gema) Perhutanan Sosial yang digelar di Lapangan Omah Tani, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

“Jangan sampai kita biarkan ada lahan yang telantar, ada lahan yang tidak produktif, benar? Ada lahan yang tidak digunakan apa-apa dibiarkan, enggak boleh. Semuanya harus produktif," kata Jokowi dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 8 Juni.

Jokowi memandang, lahan perhutanan sosial memiliki peranan penting dalam rangka membuka usaha bagi para petani dan rakyat.

Untuk itu, Jokowi secara langsung meminta Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk memberikan pendampingan baik terkait manajemen maupun sarana dan prasarananya.

"Memang masih ada kekurangan pendampingan manajemen, pendampingan sarana. Nggih? Tolong dicatat, Pak Menteri BUMN, Pak Erick, dicatat yang dibutuhkan itu apa. Pak Gubernur, saya juga minta agar para petani ini diperhatikan sarana-prasarananya," ucap Jokowi.

Jokowi juga memerintahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya untuk mempercepat pemberian SK lahan perhutanan sosial.

“Saya juga minta agar para petani perhutanan sosial ini juga diperhatikan sarana dan prasarananya betul? Setuju mboten? Nggih? Sekarang kembali ke Bu Siti karena yang memberikan SK itu Bu Siti. Saya minta juga agar ada percepatan dalam rangka redistribusi lahan maupun juga SK-nya. Nggih setuju nggih? Bu Siti mohon didengarkan beliau-beliau ini,” lanjutnya.

Jokowi juga menjelaskan mengenai situasi dunia yang sulit karena pandemi COVID-19, ditambah perang Ukraina, hingga banyak negara mengalami kekurangan pangan.

Karenanya, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengajak para petani dan masyarakat untuk mengambil peluang dan memanfaatkan lahan yang mereka kelola dengan menanam tanaman pangan pokok seperti padi, jagung, porang, hingga sorgum.

“Saya mengajak kita semuanya untuk menanam tanaman-tanaman yang menghasilkan bahan pangan pokok. Saudara-Saudara bisa ditanami, silakan tanami padi silakan, benar. Mau ditanami apa lagi yang pangan? Jagung? Silakan. Harga jagung ini pas naik. Mau ditanami porang silakan. Porang juga pasti akan naik harganya karena dunia membutuhkan itu. Kemarin saya ke NTT tanami sorgum silakan, karena NTT yang paling pas adalah tanam sorgum karena kalau tanam padi airnya agak sulit dan top soil-nya hanya tipis banget. Yang pas apa? Sorgum,” pungkasnya.