JAKARTA - Pindahnya M Taufik ke Partai NasDem setelah dipecat Partai Gerindra menguatkan indikasi partai yang dipimpin Surya Paloh itu benar-benar akan mengusung Gubernur Anies Baswedan pada Pilpres 2024.
Menanggapi hal itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Andriadi Achmad, menilai perpindahan kader parpol adalah hal biasa dalam perpolitikan nasional hari ini.
Pasalnya, jika tidak terakomodir atau berbeda afiliasi dalam menentukan dukungan politik seperti dalam pilkada atau pilpres maka cenderung dikeluarkan atau lompat ke perahu lain.
"Perpindahan M Taufik dari Gerindra ke NasDem diindikasi kurangnya loyal dan dukungannya ke Anies Baswedan pada Pilpres 2024. Padahal, sudah bulat tekad Gerindra mendukung Prabowo pada pilpres 2024," ujar Andriadi kepada VOI, Rabu, 8 Juni.
Andriadi menuturkan, hal serupa pernah terjadi ketika Pilgub DKI Jakarta 2017, di mana M Taufiq dikeluarkan dari PDIP dan loncat ke Gerindra. Karena pada saat itu, Gerindra dan PKS mendukung Anies Baswedan, sedangkan PDIP mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat.
Namun, lanjut Andriadi, Partai NasDem belum memutuskan untuk mencalonkan Anies Baswedan di Pilpres 2024. Hanya saja, kata dia, NasDem memang sudah memberi sinyal mendukung Anies sebelum M Taufik menyatakan ingin pindah.
"Mencalonkan Anies Baswedan pada Pilpres 2024, belum menjadi keputusan NasDem. Tapi indikasi NasDem akan mendukung Anies Baswedan pada Pilpres 2024 sudah terlihat, setidaknya ada beberapa sinyal," jelas Andriadi.
BACA JUGA:
Sinyal-sinyal tersebut, tambahnya, nampak pada saat Anies Baswedan menjadi salah satu deklarator Ormas NasDem pimpinan Surya Paloh. Kemudian pasca pilpres 2024, terjalin kedekatan intens antara Surya Paloh dan Anies Baswedan.
"Terakhir, ditunjuknya Sahroni sebagai ketua panitia pelaksana Formula E adalah bentuk dukungan NasDem terhadap program Anies Baswedan," kata Andriadi.