Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Vietnam memutuskan untuk memecat menteri kesehatan dan pemimpin ibu kota Hanoi, lantaran dituduh melanggar aturan partai komunis yang berkuasa dan menyebabkan kerugian anggaran negara.

Pemecatan Menteri Kesehatan Nguyen Thanh Long dan Ketua Komite Rakyat Hanoi Chu Ngoc Anh, terjadi di tengah upaya anti-korupsi yang semakin intensif di negara Asia Tenggara yang diluncurkan pada 2016.

Puluhan pejabat kesehatan senior telah ditangkap dalam beberapa bulan terakhir, dituduh melakukan kesalahan dalam pengadaan peralatan medis, termasuk alat tes COVID-19. Pejabat senior keuangan dan diplomatik juga menjadi sasaran, dan banyak yang menghadapi persidangan dan dipenjara.

Majelis Nasional, badan pembuat undang-undang negara itu, memberikan suara pada hari Selasa untuk mencopot Long, 55, dari posisi menteri kesehatan, yang ia jabat pada tahun 2020, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.

Long telah dituduh salah urus dan memfasilitasi perusahaan lokal untuk melebih-lebihkan harga alat tes COVID-19, menurut pernyataan itu, seperti melansir Reuters 7 Juni.

Sementara, Dewan Rakyat Hanoi mengadakan pertemuan pada hari Selasa untuk memberhentikan dengan suara bulat Anh, yang merupakan menteri ilmu pengetahuan dan teknologi sebelum diangkat sebagai ketua Hanoi pada September 2020.

Long dan Anh juga dikeluarkan dari Partai Komunis Vietnam pada Hari Senin, menurut rilis berita pemerintah lainnya.

Pemerintah mengatakan Long dan Anh telah "menurunkan ideologi politik, melanggar peraturan partai dan menyebabkan kerugian pada anggaran negara". Terkait hal ini, panggilan ke telepon Long tidak dijawab, dan Anh juga tidak bisa dihubungi.

Diketahui, Kementerian Kesehatan telah menugaskan wakil menterinya Do Xuan Tuyen sebagai penjabat menteri, kata kantor berita resmi Vietnam mengutip kementerian tersebut. Hanoi untuk sementara akan dipimpin oleh wakil ketua kota, Le Hong Son.