Bagikan:

JAKARTA - Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Sylvana mengatakan 13 calon haji sempat tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci karena positif COVID-19.

"Ditemukan beberapa jemaah yang hasil tes PCR-nya terkonfirmasi positif," ujar Budi saat menyampaikan keterangan pers pelaksanaan haji 1443 Hijriah di Jakarta, Selasa 7 Juni.

Menurut Budi, 13 orang itu dinyatakan positif sebelum pergi ke embarkasi, sehingga mesti menjalani karantina selama lima hari.

Pada hari keempat mereka menjalani swab PCR ulang dengan hasil negatif COVID-19 dan telah diberangkatkan ke Arab Saudi.

Secara total, kata dia, hingga saat ini ada 22 calon haji yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Sembilan di antaranya masih tertunda keberangkatannya.

"Masih ada sembilan calon haji yang harus ditunda keberangkatannya," kata dia melansir Antara.

Budi mengingatkan bagi calon haji yang akan mengadakan Walimatus Safar (acara pamitan/syukuran sebelum berangkat haji) untuk melakukannya jauh-jauh hari sebelum pemberangkatan. Selain itu, ia juga mengimbau agar jemaah calon haji tidak berpergian ke tempat-tempat umum jika tidak mendesak.

"Sehingga saat menjelang keberangkatan jemaah calon haji bisa lebih membatasi kegiatan dan fokus menuju Tanah Suci," kata dia.

Budi berharap jemaah memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga Kesehatan. Pemerintah juga memohon bantuan dan dukungan semua pihak, terutama alim ulama dan para guru agar dapat menyampaikan di majelis-majelis ilmu yang diampunya tentang pentingnya menjaga kesehatan selama di tanah suci.

"Kami juga minta para pembimbing ibadah dan petugas haji selalu mengedukasi jemaah untuk memperbanyak minum, jangan menunggu haus, serta tidak melakukan aktivitas yang berlebihan," ujarnya.

Saat ini sudah ada 7.054 jemaah haji Indonesia di Madinah. Dari jumlah itu, ada dua jamaah yang sedang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, sementara satu orang meninggal dunia saat tiba di Tanah Suci.