JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkap pemikiran geopolitik Presiden Pertama RI Soekarno yang berbasis Pancasila mempengaruhi kepentingan nasional.
Hal tersebut disampaikannya saat menjalani sidang promosi Doktoral di Universitas Pertahanan (Unhan) Sentul Bogor, Jawa Barat, Senin, 6 Juni.
Awalnya, Hasto menjelaskan Asia Pasifik menjadi pusat pertarungan geopolitik sesuai gambaran Presiden Soekarno atau Bung Karno pada 1930. Sehingga, pemikirannya yang berideologi Pancasila menjadi dasar untuk mewujudkan kepentingan nasional melalui diplomasi luar negeri dan pertahanan bagi terwujudnya tatanan dunia baru.
Salah satu implementasi pemikiran geopolitik berbasis Pancasila itu, sambung Hasto, saat proses pembebasan Irian Barat.
"Pembebasan Irian Barat diperjuangkan mati-matian oleh Soekarno sebagai kepentingan nasional Indonesia. Ditegaskan oleh beliau 'sekalipun meminjam tangannya setan, I do not care asal Irian barat dapat kembali ke pangkuan Indonesia'," kata Hasto saat memaparkan disertasinya yang berjudul 'Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara'.
Selain itu, pengaruh pemikiran geopolitik Bung Karno juga terlihat saat Indonesia terlibat dalam politik global; aliansi kerja sama strategis; diplomasi pertahanan yang bermuara pada peningkatan postur pertahanan Indonesia. Siklus terjadi untuk kepentingan operasi Trikora dan Dwikora
Berikutnya, geopolitik Soekarno juga mewujudkan legitimasi kepemimpinan Indonesia melalui Konferensi Asia Afrika (KAA), menjadi keberhasilan pelaksanaan Deklarasi Djuanda. Dampaknya, wilayah Indonesia naik 2.5 kali lipat tanpa melalui perang.
Sementara untuk dunia internasional, pengaruh Soekarno terlihat dari kepeloporan di KAA dan Gerakan Non Blok. Di tengah perang dingin, kata Hasto, dunia tak lagi terbagi dua blok.
"Konstelasi dunia berubah menjadi multi-polar, serta terjadinya perubahan struktur Dewan Keamanan PBB," ujarnya seperti dikuti dari keterangan tertulisnya.
BACA JUGA:
Selain pengaruh di atas, geopolitik Soekarno turut menghasilkan kemerdekaan negara seperti di Maroko, Tunisia, Aljazair, Sudan. "Atas dasar peran tersebut, Presiden Soekarno mendapat gelar Pendekar dan Pahlawan kemerdekaan Bangsa Islam," ungkapnya.
Karya disertasi Hasto ini dipertanggungjawabkan di hadapan para penguji serta tamu undangan di Aula Merah Putih, Kampus Unhan. Salah satu yang akan menguji adalah Ketua Umum PDIP yang juga Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.