Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah wanita di India terpaksa naik-turun sumur sedalam 30 kaki tanpa tangga, untuk mengambil air di tengah kekeringan yang terjadi di sejumlah daerah di negara tersebut.

Beberapa negara bagian di India, termasuk Maharashtra, Madhya Pradesh, Rajasthan, dan lainnya sedang dilanda krisis air dan menghadapi gelombang panas, dengan suhu maksimum melebihi 45 derajat Celcius. Tidak ada tanda-tanda musim hujan akan tiba dalam waktu dekat.

Video para wanita yang turun ke sumur sedalam 30 kaki untuk mengambil air minum di daerah yang terkena dampak kekeringan di Madhya Pradesh telah menjadi viral, mendorong pengguna media sosial untuk mendesak pemerintah negara bagian segera memberikan bantuan segera.

Penduduk desa Dheemartola, yang terletak di Distrik Dindori, mempertaruhkan nyawa mereka untuk mencapai dasar sumur yang hampir kering. Setelah kendi dan peralatan mereka yang terbuat dari tanah liat diisi dengan bantuan cangkir kecil, mereka ditarik oleh orang lain menggunakan tali.

Menurut laporan, desa ini memiliki tiga sumur, dua di antaranya telah benar-benar kering, dan satu masih memiliki sedikit air dari sumber bawah tanah, melansir Sputnik News 3 Juni.

Rudiya Bai, seorang wanita di desa tersebut, mengatakan kepada ANI bahwa penduduk desa bahkan turun ke sumur di tengah malam untuk mengambil air.

Meskipun kepala negara bagian Madhya Pradesh Shivraj Singh Chouhan telah memastikan pemasangan pompa tangan di beberapa zona rawan kekeringan di bawah skema "Nal Se Jal" ("Layanan Dari Keran"), lokasinya cukup jauh dari desa.

Penduduk desa mengatakan, jaraklah yang memaksa mereka untuk memilih cara yang berisiko untuk mendapatkan air. Sementara situasi seperti kekeringan terjadi setiap tahun selama musim panas, penduduk desa mengklaim pemerintah gagal memecahkan masalah air.

Menuduh pemerintah membuat janji palsu setiap kali untuk mendapatkan suara selama pemungutan suara, penduduk desa telah memutuskan untuk tidak memberikan suara mereka sampai masalah mereka diselesaikan untuk selamanya.

"Saat kami menghadapi masalah, tidak ada yang datang. Namun, ketika mereka menginginkan suara, mereka akan bergegas ke kami. Kami tidak akan memberikan suara kami sekarang sampai kami mendapatkan air," kata seorang warga.