Bagikan:

JAKARTA - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta mendukung petisi pergantian nama Jakarta International Stadium (JIS) menjadi Stadion MH Thamrin.

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo mengatakan sikap tersebut karena pihaknya menilai stadion yang dibangun dengan uang rakyat ini harus jadi lambang perjuangan sepak bola Jakarta dan Indonesia.

"Memang sepatutnya kita pakai nama yang ada unsur-unsur budaya atau tokoh Betawi karena ini mimpi bersama warga Jakarta, dibangunnya juga pakai uang pajak warga Jakarta. Mumpung momentumnya, kita harus koreksi nama JIS karena terbentur peraturan, kita bisa pakai nama Stadion M.H. Thamrin sesuai aspirasi yang ada. Bisa dirembukkan dengan tokoh-tokoh Betawi saat ini juga," kata Anggara dikutip Antara, Jumat, 3 Juni.

Anggara berpendapat nama MH Thamrin cocok jadi nama stadion karena dikenal sebagai salah satu tokoh penting yang berjasa mendorong sepak bola di Jakarta dan Indonesia. 

"Beliau merupakan tokoh Betawi yang mendorong Soeratin Sosrosoegondo membentuk PSSI, lalu ada sejarahnya mendorong pemugaran Lapangan Petojo untuk warga lokal sebagai bentuk perlawanan bagi warga Belanda yang kala itu bermain sepak bola di Lapangan Menteng," kata Anggara.

Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta ini berharap permasalahan nama ini jadi momentum evaluasi bagi Pemprov DKI untuk lebih memperhatikan masalah peraturan yang berlaku serta mendengarkan aspirasi masyarakat dalam setiap perencanaan pembangunan. 

"Kita harus menyadari bahwa apa yang dibangun oleh APBD harus kembali untuk warga Jakarta. Oleh karena itu, pelibatan masyarakat dalam perencanaan sangatlah penting," kata Anggara.

Sebelumnya, sejarawan JJ Rizal membuat petisi agar nama Jakarta International Stadium (JIS) diganti menjadi Stadion MH Thamrin.

Petisi berjudul "Lebih Cocok Nama JIS Menjadi Stadion M.H Thamrin!" itu dibuat lantaran Rizal menganggap penamaan JIS melanggar UU Nomor 24 tahun 2009 karena menggunakan Bahasa Inggris.

Menurut JJ Rizal, nama Jakarta International Stadium dinilai tidak dapat memacu semangat persepakbolaan nasional lantaran tidak menggunakan nama tokoh sejarah yang inspiratif.

Lebih tepat

Rizal mengatakan nama MH Thamrin dianggap lebih tepat untuk stadion bertaraf internasional itu.

"Thamrin adalah pahlawan nasional sekaligus tokoh Betawi, warga asli Jakarta. Lebih jauh lagi Thamrin pun bukan hanya pendiri bangsa yang 'gibol' (gila bola), dalam arti doyan merumput, melainkan juga punya visi sepakbola modern Indonesia sebagai reaktor kebangsaan," kata Rizal dalam deskripsi petisi tersebut.

Rizal menceritakan kisah MH Thamrin yang dahulu berjuang menyuarakan isu sepakbola pribumi yang bermutu namun mengalami diskriminasi.

Menurut Rizal, darma bakti dan warisan Thamrin begitu besar kepada sepakbola serta jadi utang budi tak ternilai.