Satu Tahun Jokowi di Periode Kedua, Pengamat Sebut Makin Mirip Gaya Soeharto
Presiden Joko Widodo (Foto: Twitter @jokowi)

Bagikan:

JAKARTA - Joko Widodo memasuki satu tahun masa kepemimpinanya di periode kedua menjabat sebagai Presiden RI. Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai, sikap kepemimpinan Jokowi semakin mirip dengan gaya Presiden RI kedua, Soeharto.

"Kalau saya lihat, satu tahun terakhir ini saya merasa bahwa Pak Jokowi lebih cenderung mengadopsi gaya kepemimpinan Pak Soeharto dibandingkan dengan Soekarno dan pak Habibie," kata Ray dalam diskusi webinar, Selasa, 20 Oktober.

Kemiripan gaya Jokowi dengan Soeharto dilihat dari pola pikir Jokowi yang saat ini mengutamakan soal investasi dan infrastruktur. Soeharto pun, dalam masa kepemimpinannya, selalu mengutamakan pembangunan.

Kemudian, Jokowi dan Soeharto sama-sama mengakumulasi kekuasaan pada satu tangan. Dalam artian, saat ini Jokowi didukung oleh mayoritas fraksi di DPR RI. Kian banyak anggota parlemen yang mendukung keputusan Jokowi.

"Persoalan yang diambil alih sedemikian kuat oleh presiden tipikal orde baru juga begitu. Termasuk Undang-Undang Omnibus Law. Di mana, sekarang kelihatan banyak kewenangan yang selama ini kita distribusikan ke pemerintah daerah diambil alih lagi oleh presiden," tutur dia.

Selain itu, model pengumpulan pembiayaan pembangunan antara Jokowi juga seperti Soeharto. "Kalau Pak Harto dahulu membuka seluas luasnya eksplorasi untuk sumber daya alam kita, dalam Omnibus Law saat ini banyak sekali masuk ke bisnis esktratif, di mana sumber utamanya adalah sumber daya alam kita," jelas Ray.

Selanjutnya, Jokowi semakin terlihat tidak peduli dengan penegakan antikorupsi. Hal ini bisa dilihat dengan sikap Jokowi melakukan revisi Undang-Undang KPK yang dianggap melemahkan kewenangan lembaga antirasuah tersebut.

Lalu, ciri kemiripan berikutnya adalah rendahnya etika politik. Menurut Ray, semakin hari, etika demokrasi di era Jokowi semakin tidak terakomodasi. Efeknya, adalah dinasti poltik yang berkembang, bahkan pada dinasti Jokowi sendiri.

"Dipraktikkan sendiri oleh Pak Jokowi dengan membiarkan anak beliau di Solo ikut mencalonkan diri dan menantu beliau di medan ikut mencalonkan diri juga dalam Pilkada 2020," tutur Ray.