Diperingati Setiap 1 Juni, Mahfud MD Ceritakan Sejarah Lahirnya Pancasila
Menteri koordMenteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, menyampaikan selamat Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni kepada seluruh rakyat Indonesia.

"Selamat Hari Lahir Pancasila," ujar Mahfud MD dikutip dari akun Twitternya, Rabu, 1 Juni.

Mahfud lantas menceritakan sejarah lahirnya Pancasila sebagai dasar negara. Di mana kala itu Presiden pertama RI Soekarno berpidato mengenai dasar negara Indonesia.

"77 tahun yang lalu, 1 Juni 1945, Bung Karno menyampaikan pidato di Sidang BPUPK tentang dasar negara yang diusulkannya yakni Pancasila," jelas Mahfud MD.

Setelah Pancasila lahir, Mahfud menjelaskan, pada 22 Juni 1945 Bung Karno memimpin Tim 9 yang mengolah usulnya menjadi "Mukaadimah" yang dikenal sebagai Piagam Jakarta. Dikatakan Mahfud, Pancasila merupakan kesepakatan luhur seluruh elemen bangsa.

"Pancasila adalah kesepakatan luhur (mietsaqon gholiedza) yang menjadikan Indonesia sebagai 'dar al mietsaq' atau "dar al ahdi' atau negara 'kesepakatan dalam perjanjian kolektif," kata Mahfud.

Dengan kesepakatan bersama Pancasila, lanjut Mahfud, seluruh daerah di Indonesia dipersatukan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di mana terdapat masyarakat yang berbeda-beda tetapi tetap satu.

"Kita bersatu dalam titik temu (kalimatun sawa), bersatu dalam keberagaman. Subhanallah walhamdulillah wallahu akbar," kata Mahfud.

Menurut Mahfud, proses dilahirkannya Pancasila mengalami perbaikan dan memastikan seluruh elemen bangsa menyepakati pembukaan UUD 1945 pada 18 Agustus 1945 atau sehari setelah pembacaan proklamasi.

"Setelah melakukan perbaikan dengan kesepakatan baru pada tanggal 18 Agustus 1945, PPK menyepakati 'Mukaddimah' menjadi 'Pembukaan' UUD 1945 yang memuat 5 sila dasar negara yang isinya adalah Pancasila yang kita sepakati sekarang ini sebagai 'mietsaqon gholidza' atau kesepakatan luhur," ungkap Mahfud.