JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan berkomentar terkait insiden ambruknya atap tribun penonton Formula E jelang beberapa hari sebelum balapan digelar.
Usai menghadiri acara milad ke-20 PKS di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu, 29 Mei kemarin, Anies hanya tersenyum sambil berlalu masuk ke mobilnya, sebelum meninggalkan lokasi.
Robohnya atap tribun penonton di area Grandstand terjadi pada Jumat, 27 Mei malam, akibat hujan deras yang mengguyur lokasi sirkuit kawasan Ancol bagian timur, Jakarta Utara, tersebut.
Berdasarkan pantauan pada Minggu, 29 Mei siang, belum terlihat adanya perbaikan pada atap tribun yang ambruk tersebut. Kemarin, kondisi sirkuit internasional Formula E pada hari ini terlihat atap masih menutupi tribun penonton dan kerangka besi penyanggah juga terlihat miring.
Principle HSE Consultant Formula E Operation Richard Bates menyebut kontraktor akan membersihkan material atap yang rusak sebelum diperbaiki. Perbaikan ditargetkan selesai pada Kamis, 2 Juni mendatang.
"Rencana perbaikan atap sangat simpel. Dalam dua hari kita akan memindahkan terlebih dulu material-material atap yang rusak dan dalam tiga hari kita akan bangun lagi, dan diperkirakan selesai pada hari Kamis, target maksimal hari Kamis," ungkap Richard kepada wartawan di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Minggu, 29 Mei.
BACA JUGA:
Sementara itu, Vice Managing Director Formula E Gunung Kartiko mengklaim, menurut Formula E Organization (FEO) dan engineer bahwa insiden tersebut memang wajar, lantaran cuaca yang kurang bagus.
“Menurut FEO dan menurut engineer kita, itu satu hal yang memang wajar terjadi. Karena cuaca, gitu ya, di luar ininya (dugaan) kita, Kita lihat, lah, semalam juga Ancol memang cukup kencang anginnya,” tutur Gunung.
Gunung memastikan panitia pelaksana dan penyelenggara tak perlu menggunakan anggaran tambahan untuk perbaikan. Sebab, hal ini ditanggung oleh pihak kontraktor.
Perihal dugaan robohnya atap tribun sirkuit itu dinilai terlalu cepat, Gunung menegaskan bila hal itu tidak hubungannya. “Enggak ada hubungannya, enggak ada korelasinya. Karena itu kalau terlalu cepat pastinya ada masalah infrastruktur di bawah. Kan itu di bawahnya enggak ada masalah," tegasnya.