Pertahanan Garis Pantai Ukraina Bikin Ngeri: Setelah Neptunus, Kini Ada Harpoon dan Howitzer
Penembakkan rudal Harpoon. (Wikimedia Commons/LA (Phot) Sean Clee)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia harusnya mulai mikir ulang menyerang Ukraina dari sisi laut. Kekuatan militer Ukraina kini semakin kuat setelah dapat bala bantuan dari negara Barat.

Ukraina resmi menerima rudal anti-kapal Harpoon dari Denmark dan Howitzer self-propelled dari AS. Kepastian itu diumumkan langsung oleh Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov.

Dengan alutsista ini, Oleksiy Reznikov yakin mendukung pasukan yang memerangi invasi Rusia.

“Pertahanan pantai negara kita tidak hanya akan diperkuat oleh rudal Harpoon – mereka akan digunakan oleh tim Ukraina yang terlatih,” tulis Reznikov di halaman Facebook-nya, seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu 28 Mei.

Dia mengatakan rudal pantai-ke-kapal Harpoon akan dioperasikan bersama rudal Neptunus Ukraina dalam pertahanan pantai negara itu termasuk pelabuhan selatan Odesa.

Rudal itu sekaligus sebagai tanda kali pertama Kyiv menerima senjata buatan AS untuk secara signifikan meningkatkan jangkauan serangannya.

Ukraina diketahui telah berupaya untuk memeroleh senjata yang lebih canggih seperti sistem pertahanan udara, rudal anti-kapal dan roket jarak jauh. Tetapi, sejauh ini sebagian besar bantuan diberikan berupa sistem jarak pendek, seperti senjata anti-tank dan artileri Javelin.

Harpoon, yang dibuat oleh Boeing Co., dapat digunakan untuk mendorong Angkatan Laut Rusia menjauh dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina, memungkinkan ekspor biji-bijian dan produk pertanian lainnya untuk dilanjutkan.

Sedikit cerita tentang Neptunus. Kapal utama Armada Laut Hitam Rusia, kapal jelajah rudal Moskva 121 rusak parah dan awaknya dievakuasi, setelah dihantam ledakan yang diklaim oleh Ukraina akibat dari serangan rudal.

Maksym Marchenko, gubernur Ukraina di wilayah sekitar pelabuhan Laut Hitam Odesa, mengatakan kapal perang Moskva telah dihantam oleh dua rudal jelajah anti-kapal Neptunus buatan Ukraina.

"Rudal Neptunus yang menjaga Laut Hitam menyebabkan kerusakan yang sangat serius," katanya dalam sebuah unggahan online.