Bagikan:

JAKARTA - Di Tasikmalaya, ada sebuah lahan yang dulunya tempat pembuangan sampah dan kini disulap jadi fasilitas olahraga sepakbola bertaraf internasional.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat, mengembangkan eks lahan tempat pembuangan sampah menjadi fasilitas olahraga sepakbola bertaraf internasional.

"Dulunya lahan ini adalah tempat pembuangan sampah karena tanahnya tidak produktif," kata Kepala Desa Cisayong Yudi Cahyudin di Tasikmalaya, Sabtu 28 Mei dikutip dari Antara.

Lapangan yang diberi nama Sakti Lodaya menghampar di lahan terasering yang diapit oleh Gunung Galunggung dan kawasan perbukitan berudara sejuk.

Hamparan rumput hijau berjenis zoysia matrella linmer menutup rapat setiap celah tanah pada area lapangan bola dengan luas berstandar kesebelasan. pada sisi lapangan terpasang area joging.

"Rumput ini sudah setara lapangan Jakarta Internasional Stadium (JIS), bahkan standar FIFA. Rumput kami manfaatkan dari hasil budidaya masyarakat di sini," katanya.

Fasilitas Sakti Lodaya terbagi atas tiga zona, selain lapangan untuk pertandingan kesebelasan, juga dilengkapi lapangan latih seluas 42x25 meter persegi.

Selain itu, petugas desa juga melengkapi area Taman Lansia seluas 120 meter persegi yang membelah area lapangan sepakbola dengan lapangan latihan.

"Ini bagian dari program Sayang Pada Lansia dalam rangka memperingati HLUN 2022. ini tindak lanjut dengan menyediakan fasilitas untuk para lansia karena ada jalur joging, batu terapi, tanaman yang bikin segar mata lansia," katanya.

Lahan seluas total hampir 5.000 meter persegi berstatus tanah kas desa itu direnovasi sejak 2018 dengan menghabiskan dana sekitar Rp2 miliar.

"Dana itu terdiri atas Rp1,4 miliar dana desa tahun 2018-2019, bantuan keuangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Rp650 juta pada 2019," katanya.

Ia mengatakan saat ini masih tersisa sekitar 350 meter persegi lagi yang akan dikembangkan untuk pengadaan fasilitas olahraga lansia seperti sepeda statis, taman main dan lainnya.

"Saat ini total pembangunan baru berkisar 85 persen terealisasi," katanya.

Keberadaan fasilitas tersebut juga menjadi masukan bagi pendapatan desa melalui penyewaan lahan senilai Rp2,5 juta untuk 2x45 menit pertandingan.

Yudi berharap fasilitas Sakti Lodaya menjadi wisata alternatif bagi masyarakat luar wilayah Tasikmalaya yang ingin meluangkan waktu untuk berolahraga.