SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan takziah ke kediaman keluarga Syafii Maarif yang wafat, pada Jumat (27/5), di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
"Atas nama masyarakat dan Pemprov Jatim, saya ikut duka cita atas wafatnya Buya Syafii Maarif. Semoga beliau diterima di sisi Allah SWT," ujar Khofifah saat takziah dilansir Antara, Sabtu, 28 Mei.
Khofifah merasa kehilangan sosok intelektual dan ulama kharismatik yang penuh kesantunan serta bersahaja dengan kedalaman keilmuan luar biasa.
Menurut dia, saat ini belum tentu mudah mencari figur sekelas Buya Syafii selalu mengajak warga bangsa menjaga persatuan dalam kebhinekaan, saling menjaga dan menghormati agar bisa membangun integrasi lahir dan batin.
Dia berharap pemikiran dan seluruh dedikasi yang luar biasa dari Buya Syafii untuk agama masyarakat, bangsa, dan negara bisa diteladani.
"Analogi yang tepat menggambarkan sosok Buya Syafii di tengah tarikan politik luar biasa adalah seperti ikan di laut. Air laut asin, tapi ikan yang hidup tetap tawar tidak ikut asin," sambung Khofifah.
"Saya juga merasa beliau bisa menjadi payung dari sangat banyak kekuatan politik, kekuatan sosial, kekuatan keagamaan dengan komitmen besar menjaga kebhinekaan di dalam persatuan serta kesatuan," kata Ketua Umum PP Muslimat NU itu menambahkan.
BACA JUGA:
Mantan Menteri Sosial tersebut juga menyebut almarhum sangat cocok disebut sebagai Bapak Bangsa karena keinginan yang kuat seorang Buya Syafii Maarif hingga teguh menjaga perdamaian dan persatuan.
"Ditambah lagi karena beliau adalah tokoh utama di Muhammadiyah. Almarhum selalu ingin Muhammadiyah dalam suasana sejuk dan bersatu. Beliau juga ingin seluruh umat Islam dalam suasana kedamaian dan persatuan," tuturnya.
Sementara itu, kedatangan Gubernur Khofifah diterima istri almarhum Buya Syafii, Umi Nur Kholifah dan sejumlah anggota keluarganya.
Di akhir kunjungannya, Khofifah mengatakan almarhum memiliki koleksi buku di perpustakaan pribadi.
Rencananya, kata dia, pihak keluarga akan menghibahkan kepada Sekolah Mualimin di sekitar Yogyakarta.
Secara khusus, Khofifah meminta kepada keluarga agar koleksi buku tersebut sebagian ada yang diberikan ke Pondok Pesantren di Karangasem, Paciran, Lamongan.
"Supaya ruh dari semangat untuk mencari ilmu dan kemudian meluaskan wawasan dan mendedikasikan terbaik untuk kemaslahatan umat, bangsa dan negara itu tersemai. Jadi saya rasa karena referensi buku beliau luar biasa maka ilmu tersebut bisa sampai ke anak didik di sana," katanya.