80 Menit Waktu yang Diperlukan Polisi Hingga Memutuskan Masuk ke Sekolah Texas dan Tewaskan Penembak
Foto via Twitter @meganmmenchaca

Bagikan:

JAKARTA - Nyawa murid dan guru di Robb Elementary School di Uvalde, Texas melayang akibat kelakuan seorang remaja berusia 18 tahun yang mengumbar senjata. Ada lebih dari 100 peluru dilepas di hari paling kelam itu.

Namun kini terungkap sebuah kegagalan dalam penanganan. Sebuah strategi yang salah sehingga bikin korban jatuh lebih banyak.

NBC News bahkan membuat narasi serangkaian kegagalan yang 'menakjubkan'. Semua diungkap oleh kepala Departemen Keamanan Publik negara bagian dalam jumpa pers yang dilakukan setelah berhari-hari warga dalam kebingungan, inkonsistensi, dan kemarahan yang meledak akibat respons polisi mengatasi teror di Uvalde, Texas.

"Dari melihat ke belakang, di mana saya duduk sekarang, tentu saja itu bukan keputusan yang tepat. Itu adalah keputusan yang salah," ucap Direktur Keamanan Publik Departemen Texas Steve McCraw, Sabtu 28 Mei.

“Ada anak-anak di kelas itu yang masih dalam bahaya,” tambahnya.

Kronologi detailnya seperti ini. Salvador Ramos si pelaku, masuk ke Sekolah Dasar Robb di Uvalde sekolah melalui pintu belakang yang dia temukan terbuka pada pukul 11.33 waktu setempat. Dia mulai mengumbar tembakan dimulai dari ruang kelas 111 dan 112.

Sebenarnya dua menit kemudian, ada tiga polisi yang masuk melalui pintu yang sama dengan Ramos. Bahkan hingga pukul 12.03 WIB, ada sebanyak 19 petugas di lorong tersebut.

Namun mereka semua diam!

Baru pukul pukul 12.50, polisi menerobos masuk ruang kelas dan membunuh Ramos.

Dalam konferensi pers Jumat sore, Gubernur Texas Greg Abbott marah karena ternyata dia mendapat laporan awal yang salah dari polisi terhadap penembakan itu.

"Penyelidik perlu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan akurasi 100 persen dan menjelaskannya kepada publik dan yang paling penting kepada para korban yang telah hancur,” kata gubernur.

"Intinya adalah, mengapa mereka tidak memilih strategi yang terbaik untuk masuk ke sana guna melenyapkan si pembunuh dan menyelamatkan anak-anak."