JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menyampaikan belasungkawa atas kepergiaan Buya Syafii Maarif, salah satu tokoh, cendekiawan dan salah satu ulama besar Muhammadiyah.
Buya Syafii menghembuskan nafas terakhir di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Jumat 27 Mei pukul 10.15 WIB akibat penyakit jantung yang dideritanya.
Ganjar sempat tak menyangka akan kepergian Buya Syafii. Sebab, saat Ganjar menjenguk di RS PKU Muhammadiyah beberapa waktu lalu, Buya Syafii masih bersemangat saat diajak bicara.
"Saya turut berduka, karena beliau itu tokoh yang menjadi banyak panutan, selalu menyejukkan. Waktu kemarin saya menengok beliau itu kita masih becanda-canda dan memberikan spirit kepada kita," kata Ganjar.
"Waktu kemarin saya menengok beliau itu kita masih becanda-canda dan memberikan spirit kepada kita," lanjut Ganjar.
Ganjar menceritakan, saat menjenguk Buya Syafii, keduanya berbincang soal yang ringan saja. Bahkan, Buya Syafii juga bercerita awal penyakit jantung sampai akhirnya masuk rumah sakit.
Ganjar mengatakan, Buya Syafii masih ingat betul setiap runtutan dan detail penyakit, hingga dokter di rumah sakitnya pun masih hafal. Namun, satu hal yang membuat Ganjar terharu adalah ketika Buya Syafii ingin foto bersama Ganjar saat.
"Beliau menyampaikan, mulai dari saya masuk, eh pak gubernur apa kabar? Maskerku mana? Maskermu mana? Aku mau cerita dulu. Dan sampai terakhir saya terharu juga, aku difotoin dong sama Pak Ganjar,"
Momen itu pun membuat Ganjar merasa bahwa mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu selama ini mengingat Ganjar. Meskipun hanya bertemu beberapa kali dalam berbagai kesempatan.
BACA JUGA:
Ganjar menyebutkan, Buya Syafii adalah sosok ulama besar yang ramah dan selalu menjadi panutan bangsa Indonesia. Nasihat dan ceramahnya selalu membuat yang mendengarnya merasa hangat dan sejuk.
"Jadi diksi-diksi itu mengingat saya, seperti dalam catatannya gitu. Agak GR sih saya. Berarti beliau menyambut dengan gembira, GR betul saya karena beliau menyambut dengan sangat hangat, sejuk gitu. Jadi beberapa kali saya ketemu beliau wong e sumanak (ramah dan bijaksana)," ungkap Ganjar.