JAKARTA - Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak memandang kerja sama yang dijalin Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan perusahaan asal Eropa soal perluasan penggunaan bus listrik tidak begitu bermanfaat untuk rakyat.
Gilbert memandang, kendaraan listrik yang masuk dalam kampanye program kerja Anies ini belum termasuk kebutuhan warga yang mendesak saat ini. Mengingat, harga kendaraan listrik saat ini masih terbilang cukup mahal.
"Hasil kunjungan Gubernur ke Eropa untuk menggunakan mobil listrik juga tidak menyentuh kebutuhan rakyat saat ini. Mobil listrik adalah kebutuhan masa depan, sementara saat ini mobil listrik menjadi beban yang terlalu mahal karena harga baterenya hampir seharga mobil," kata Gilbert dalam keterangannya, Jumat, 27 Mei.
Gilbert memandang transportasi publik yang dibutuhkan di Jakarta saat ini adalah mobil berbahan solar atau gas yang layak. Serta, menambah armada dan sarana pengisian bahan bakar yang diperbanyak.
Sementara itu, lanjut Gilbert, BUMD PT Transjakarta menggunakan sejumlah anggaran penyertaan modal daerah (PMD) untuk memoles puluhan halte. Padahal, anggaran tersebut bisa digunakan untuk memperbaiki manajemen dan operasional Transjakarta yang busnya kerap terlibat kecelakaan.
"Seharusnya bukan halte yang dipoles/perbaiki sebagai hal mendesak. Akan tetapi penambahan jalur, frekuensi dan meningkatnya kenyamanan dalam bus malah tidak menjadi prioritas," ucap Gilbert.
Sebagai informasi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkeliling tiga negara Eropa, yakni London (Inggris), Berlin (Jerman), dan Paris (Perancis) selama delapan hari sejak Selasa, 10 Mei lalu.
Anies pergi ke Eropa untuk menindaklanjuti sejumlah kerja sama, di antaranya MoU antara PT Transportasi Jakarta dengan Switch Mobility, kerja sama pengelolaan data dan riset dengan Bloomberg New Energy Finance (BNEF) untuk mendukung rencana pengoperasian kendaraan bertenaga listrik secara menyeluruh pada 2030, serta MoU antara PT MRT Jakarta dengan Crossrail Internasional.