Penyakit Mulut dan Kuku 'Pukul' Penjualan Sapi di Temanggung, Pasar Sepi Harga Turun Rp1 Juta per Ekor
Petugas dari Pusat Kesehatan Hewan Temanggung memeriksa sapi di Pasar Hewan Ngaren, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung/ANTARA

Bagikan:

TEMANGGUNG - Harga ternak sapi di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, turun akibat terdampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang merebak akhir-akhir ini.

Pedagang sapi di Pasar Hewan Ngaren, Kecamatan Ngadirejo, Andi Yulianto mengatakan,  saat ini harga sapi rata-rata turun Rp1 juta per ekor.

"Sapi ukuran sedang yang biasanya dijual Rp21 juta hingga Rp23 juta per ekor, kini rata-rata turun Rp1 juta per ekor," katanya di Temanggung, Antara, Rabu, 25 Mei. 

Bahkan terdapat sejumlah pasar hewan di luar Temanggung yang tutup sehingga pedagang dari daerah tersebut tidak datang. Pasar pun menjadi sepi.

"Ada beberapa pasar di daerah lain tutup, sehingga pedagang yang membawa sapi tidak ada yang menawar. Biasanya pedagang dari Grabag dan Muntilan sering kulakan di sini. Karena untuk sementara pasar hewan di wilayah Magelang tutup, maka mereka tidak datang dan imbasnya pasar sepi," katanya.

Padahal, menurut dia, biasanya menjelang Iduladha seperti saat ini ramai pembeli.

"Biasanya sehabis Idulfitri sampai Lebaran haji itu pasar hewan di sini ramai terus, banyak pengunjung dan pedagang datang dari daerah lain, tetapi dengan adanya PMK ini omset pedagang agak turun karena jarang yang membeli ternak," katanya.

Sementara itu, petugas dari Pusat Kesehatan Hewan Temanggung terus memantau kesehatan ternak yang masuk ke Pasar Hewan Ngaran.

"Tugas kami adalah memantau kesehatan ternak yang berdatangan di Pasar Hewan Ngaren terkait dengan kasus PMK yang terjadi di Indonesia," kata drh Muhkholid Ahsani dari Pusat Kesehatan Hewan Temanggung.

Ia menuturkan selama melakukan pemantauan dan pemeriksaan hewan di Pasar Hewan Ngaren ini belum ada ternak terindikasi PMK.