Belasan Sapi di Temanggung Terjangkit LSD
Petugas dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung memeriksa seekor sapi. ANTARA/Heru Suyitno

Bagikan:

TEMANGGUNG - Sebanyak 14 ekor sapi di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit dengan gejala terdapat benjolan pada kulit.

"Meskipun tidak menular kepada manusia, kewaspadaan terhadap penyakit ini tetap harus ditingkatkan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto dikutip ANTARA, Kamis, 26 Januari.

Dia menyebutkan sebanyak 14 ekor sapi yang terjangkit LSD, antara lain di Kecamatan Bejen empat ekor sapi, Wonoboyo (satu), Gemawang (tiga), Kandangan (tiga), Kranggan (satu), dan Kecamatan Kedu (satu).

"Sebagian besar penyakit ini kami temukan di daerah Temanggung utara, terutama daerah perbatasan, karena sebagian besar peternak di daerah tersebut membeli ternak dari daerah lain," katanya.

Menurut dia, penyakit LSD ini tidak separah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang mewabah beberapa bulan lalu. Namun demikian, penanganan terhadap penyakit ini tetap wajib dilakukan dengan tujuan agar tidak menyebar ke daerah lain di Temanggung.

Pihaknya sudah gencar melakukan sosialisasi kepada peternak, membekali para peternak dengan informasi mengenai penyebab, gejala, dan cara pencegahan penyakit LSD. Upaya tersebut diharapkannya dapat mengantisipasi wabah LSD masuk dan menyerang ternak.

"Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah benjolan pada kulit, demam tinggi, berat badan turun dan cairan air liur yang berlebih," katanya.

Penyakit LSD ini disebabkan oleh virus yang dapat menyerang sapi dan kerbau.

Kerugian akibat LSD ini berupa berat badan ternak turun karena tidak nafsu makan, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, keguguran, dan kerusakan pada kulit.

Joko mengimbau para peternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang, melakukan disinfeksi secara rutin, dan dilengkapi dengan melakukan vaksinasi.

"Para peternak untuk segera melaporkan apabila menemukan gejala penyakit LSD pada ternaknya," katannya.

Menurut Joko, penanganan sapi yang terkena LSD sama dengan sapi yang terkena penyakit mulut dan kuku, yakni dipisahkan dari sapi yang sehat. Selain itu, para petugas di lapangan juga sudah dibekali vaksin PMK maupun LSD.

"Kalau ada kasus di satu desa, ternak di desa lain harus divaksin untuk mencegah sapi yang masih sehat, kalau yang sudah terlanjur terserang penyakit ini harus diobati," katanya.