Bagikan:

DENPASAR - Aksi nasional penanaman 10 juta pohon dari Bali dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Pemerintah melakukan aksi nyata dalam bentuk penanaman 10 juta pohon yang dilaksanakan sepanjang 2022 hingga 2023 sebagai implementasi dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dan bertepatan dengan Global Platform for Disaster Risk (GPDRR) 2022 yang sedang digelar di Bali.

“Atas nama Menko PMK sekaligus sebagai ketua panitia lokal dari GPDRR 2022, kami sangat mendukung adanya gagasan menanam 10 juta pohon. Karen, ini sangat baik untuk menumbuhkembangkan penguatan karakter dan nilai kehidupan di masyarakat,” kata  Muhadjir di SMP PGRI 3 Denpasar, Bali, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 24 Mei.

Aksi ditandai dengan penanaman pohon buah di SMP PGRI 3 Denpasar dan penanaman pohon mangrove di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, Bali.

Selain itu, adapun aksi penanaman mangrove pada GPDRR 2022 merupakan momentum dukungan PBB terhadap komitmen Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dan pengendalian perubahan iklim.

“Mengapa ini dikaitkan dengan GNRM. Karena  kita tahu betapa pentingnya penghijauan, dan menjaga Indonesia tetap menjadi wilayah hijau. Ini juga menjadi langkah strategis dalam upaya untuk memerangi dampak negatif perubahan iklim,” jelasnya.

Secara geografis dan geologis, Indonesia rentan bencana karena terletak di zona pertemuan lempeng-lempeng besar dunia.

“Indonesia juga perlu waspada terhadap bencana non-alam dan bencana hidrometeorologis yang dipicu perubahan iklim global. Menurut World Risk Report 2021, Indonesia berada di urutan ke-38 dari 181 negara yang berisiko bencana," ungkapnya.

Ia juga menyebutkan, kebiasaan menanam dan memelihara pohon yang sudah ada di kembangkan kepada seluruh rakyat Indonesia, maka Indonesia akan bisa memperkecil risiko bencana baik bencana alam maupun bencana non alam.

Ada pun launching penanaman 10 juta pohon pagi hari ini dilakukan di 34 provinsi dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, baik dari lingkungan sekolah, perguruan tinggi, perwakilan pemerintah daerah dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada yang telah berpartisipasi. Mari kita tanamkan jiwa cinta lingkungan, cinta pepohonan, cinta kepada anti penggundulan hutan,” kata Muhadjir.