Presiden Jokowi akan Hadiri Pembukaan GPDRR 2022 di Nusa Dua Bali
Presiden Jokowi/Youtube Sekretariat Presiden

Bagikan:

BADUNG - Presiden Joko Widodo akan hadir untuk menyampaikan pidato di acara 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center pada Rabu, 25 Mei.

"Presiden RI Joko Widodo akan hadir dan menyampaikan pidato di upacara pembukaan GPDRR besok pagi. Beliau akan hadir bersama pejabat tinggi baik dari kemitraan internasional juga dari dalam negeri," ujar Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati di Media Center GPDRR Bali dikutip Antara, Selasa, 24 Mei.

Raditya mengatakan pembukaan ini menjadi penanda dimulainya kegiatan utama GPDRR mulai dari sesi tematik hingga acara tambahan lainnya.

Selain itu beberapa pejabat internasional antara lain Wakil Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Amina J Mohammed, Utusan khusus PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana Mami Mizutori, Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid, Wakil Presiden Zambia Mutale Nalumango.

"Kemudian beberapa menteri dari berbagai negara yang tercatat lebih dari 30 menteri dari luar negeri hadir saat ini," kata Raditya.

Dijelaskan, kegiatan GPDRR 2022 berskala dunia dan diselenggarakan oleh PBB bersama Indonesia, serta dihadiri oleh perwakilan lebih dari 185 negara yang tercatat hadir.

Sementara yang akan hadir pejabat dari Indonesia adalah menemani Presiden Jokowi adalah Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Sosial, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kapolri, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, serta Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.

Raditya mengatakan dalam menyelenggarakan kegiatan ini, Indonesia mengusung semangat "Memperkuat Kemitraan Menuju Resiliensi Berkelanjutan."

"Dan kami berharap juga penyelenggaraan ini mendorong lebih banyak kerjasama pengurangan risiko bencana, dan komitmen global dalam resiliensi secara berkelanjutan, sesuai dengan Kerangka Sendai Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030," ujar Raditya.