Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mendorong agar Forum Kebijakan Global Pengurangan Risiko Bencana (Global Platform for Disaster Risk Reduction/GPDRR) dapat merumuskan solusi untuk menghadapi ancaman perubahan iklim yang semakin nyata.

Moeldoko dalam keterangan tertulis Kantor Staf Presiden (KSP) diterima di Jakarta, Selasa 24 Mei, mengungkapkan indikator kesiapsiagaan menghadapi bencana atau Disaster Preparedness Indonesia dan negara kawasan pasifik menurun terutama terhadap potensi ancaman perubahan iklim.

"Fenomena ini tentu membuat Indonesia semakin rentan akan potensi bencana alam," kata Moeldoko.

Ia menilai dampak perubahan iklim telah mengubah bentuk ancaman bagi satu negara. Menurutnya, perubahan iklim tidak hanya membawa dampak bagi sistem lingkungan, namun juga terhadap pertahanan dan keamanan suatu negara, baik dalam lingkup domestik maupun internasional.

"Konsep keamanan nasional bukan hanya menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah. Namun bagaimana menjaga keselamatan jiwa manusia," katanya.

Moeldoko juga mengamini pernyataan pendiri Microsoft, Bill Gates, bahwa mengakhiri pandemi COVID-19 mungkin lebih mudah daripada menyelesaikan masalah perubahan iklim.

Ia pun berharap kegiatan seperti GPDRR bisa meningkatkan kerja sama pemerintah dan masyarakat dari berbagai negara dalam memitigasi potensi bencana alam, terutama dampak perubahan iklim global.

"Pertemuan ribuan delegasi, ilmuwan, pakar bidang bencana dari 193 negara pada GPDRR harus menghasilkan solusi konkret," kata Moeldoko.

Forum Kebijakan Global Pengurangan Risiko Bencana (Global Platform for Disaster Risk Reduction/GPDRR) ke-7 digelar di Nusa Dua, Bali, pada 23-28 Mei 2022. GPDRR akan dihadiri oleh 4.000 peserta luring dan 2.000 peserta daring dari 193 negara.

GPDRR merupakan platform global untuk mengevaluasi keberhasilan dan tantangan dalam pengurangan risiko bencana, serta untuk mempercepat kemajuan menuju ketahanan bencana dan pembangunan berkelanjutan.

Sebagai tuan rumah, Pemerintah Indonesia mengusung tema Dari Risiko ke Resiliensi: Menuju Pembangunan Berkelanjutan untuk Semua di Dunia yang Berubah oleh COVID-19.

Tema tersebut diusung karena Indonesia telah membuktikan mampu melakukan penanganan dan bangkit dari situasi pandemi COVID-19 yang menimbulkan risiko sistemik