Pengamat: Kunjungan Prabowo ke AS Hapus Tudingan Miring Pelanggar HAM
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pengamat politik Fisip Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara menyebut ada tiga makna penting terkait kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ke Amerika Serikat. 

Pertama, kunjungan ini, dapat menghapus tudingan miring soal pelanggar hak asasi manusia (HAM) yang membuat Ketua Umum Partai Gerindra ini tak dapat mengunjungi negeri Paman Sam tersebut.

"Otomatis segala tuduhan miring terhadap mantan Danjen Kopassus tersebut saat ini menjadi pupus," kata Igor seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 16 Oktober.

Menurut Igor, Prabowo selama ini dituding melakukan pelanggaran HAM oleh Amerika Serikat di masa Presiden Bill Clinton, George W. Bush, hingga Barack Obama. Selain itu, Prabowo juga dituduh melakukan penculikan aktivis mahasiswa dalam aksi kerusuhan Mei 1998 yang menumbangkan Presiden Soeharto. 

Selain itu, keputusan Kementerian Luar Negeri AS memberi visa dan mencabut larangan terhadap Prabowo sudah tepat. Karena dengan kunjungan ini, hubungan bilateral AS-Indonesia dan kerjasama militer antar kedua negara akan makin kuat.

Poin kedua, kunjungan ini dapat meningkatkan political standing dan repositioningnya dalam konfigurasi politik di Indonesia jelang 2024 karena tudingan yang kerap digunakan tiap kali Prabowo maju, sudah terbantahkan.

"Karena tidak mungkin pemerintah AS sembarangan mengundang pejabat tinggi suatu negara untuk datang sebagai agenda kunjungan resmi kenegaraan," ungkapnya.

Kunjungan ini, sambung Igor, mengindikasikan sinyal kuat Amerika akan mengendorse Prabowo pada pemilu 2024 yang akan datang. Sebab, Amerika dianggap membutuhkan kerjasama Indonesia sebagai penyeimbang kekuatan karena kedekatan Indonesia dengan Tiongkok, serta mensupport freedom of navigation di Laut Cina Selatan.

Sementara di sektor pertahanan, undangan ini ditujukan kepada Prabowo karena Amerika ingin Indonesia membeli peralatan militer buatannya.

"AS berkepentingan agar Indonesia membeli peralatan militer AS, seperti pesawat tempur F-35 ketimbang Sukhoi dari Rusia," ungkapnya.

Terakhir, undangan terhadap Prabowo ini juga dianggap sebagai bukti kesuksesan pemimpin Indonesia. Sebab, sebelum Prabowo diundang, ada sejumlah negara besar lainnya seperti Tiongkok, Rusia, Prancis, dan Jepang. 

"Tidak bisa disangkal bahwa hal ini menunjukan kapasitas Prabowo yang memang sangat diperhitungkan sebagai figur pemimpin Indonesia yang akan datang," katanya.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dijadwalkan melakukan lawatan ke Amerika Serikat setelah dirinya mendapatkan undangan dari Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark T. Esper.

Lawatan ini dijadwalkan akan berlangsung selama empat hari terhitung sejak 15 Oktober hingga 19 Oktober.

"Pak Prabowo mulai dari tanggal 15 sampai dengan tanggal 19 beraktivitas di Amerika Serikat," kata Juru Bicara Menteri Pertahanan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam keterangan videonya yang dikutip Kamis, 15 Oktober.

Dalam lawatan ini, Prabowo dijadwalkan akan melakukan sejumlah pertemuan dengan berbagai pihak untuk membicarakan sejumlah hal terkait pertahanan.

"Beliau akan bicara tentang kerjasama pertahanan antara Amerika Serikat dan Indonesia, melanjutkan berbagai kerja sama yang sudah dilakukan selama ini, dan bertemu dengan banyak pihak terutama terkait dengan pertahanan di Amerika Serikat," ujarnya.