Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengamini isu pelanggar hak asasi manusia (HAM) selalu muncul saat dirinya mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres). Tapi, dia mengaku tak mau ambil pusing karena masyarakat bebas memilih.

"Memang setiap kali saya ikut apalagi kalau angka polling saya agak bagus itu sudah mulai keluar (isu) HAM dan sebagainya," kata Prabowo dikutip dari program Mata Najwa, Jumat, 30 Juni.

Prabowo lantas menjelaskan dia sudah ikut pemilihan presiden (pilpres) sebanyak empat kali. Pertama saat Pemilu 2004 maju sebagai calon presiden melalui konfensi yang dilakukan oleh Partai Golkar.

Kemudian di Pemilu 2009, Prabowo maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Lalu maju sebagai capres di Pemilu 2014 dan 2019.

Sehingga, dia sudah tak kaget lagi dengan isu semacam itu. Lagipula, kata Prabowo, isu HAM merupakan risiko karena dirinya merupakan mantan prajurit TNI.

"Saya anggap ya inilah risiko. Saya sebagai prajurit, saya pernah melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan sumpah saya. Saya pertaruhkan nyawa saya berkali-kali untuk republik untuk rakyat," ungkap eks Danjen Kopassus itu.

Menteri Pertahanan ini memastikan dirinya tak gentar menghadapi isu HAM yang diarahkan kepadanya, khususnya terkait peristiwa 1998. Saat itu, ia dituding sebagai orang yang bertanggung jawab atas penculikan sejumlah aktivis.

"Jadi saya tenang, saya tidak kemana-mana, jadi benar enggak selalu dibilang inilah itulah, mau kudeta ya kan dan sebagiannya menculik, membunuh ya kan. Jadi gimana ya, saya mau apakan," ucap Prabowo.

Lagipula, masyarakat bebas untuk memilih atau tak memilih dirinya karena Indonesia adalah negara demokrasi. "Dan begini, ini kan demokrasi," ungkap Prabowo.

"Kalau rakyat percaya semua tudingan-tudingan itu, ya rakyat enggak usah pilih saya, selesai kan," pungkasnya.