Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan, pemerintah tak bisa mencampuri keputusan Singapura menolak masuk Ustaz Abdul Somad. Negara tersebut dinilai punya kebijakan yang tak bisa diintervensi pihak lain, termasuk Indonesia.

"Kita tak bisa ikut campur hukum Singapura seperti halnya Singapura tak boleh ikut campur terhadap hukum kita," kata Mahfud dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan yang dikutip Kamis, 19 Mei.

Dia mengatakan masing-masing negara mempunyai kedaulatan atas aturan mereka. Sama seperti misalnya Indonesia yang pernah tak mengizinkan Singapura memburu pembakar hutan di wilayah Riau.

Adapun kejadian ini terjadi pada 2015, saat Singapura dikabarkan akan menangkapi pembakar hutan di Indonesia karena asap yang ditimbulkan membahayakan rakyat negara tersebut. Penangkapan ini, kata Mahfud, didasari dengan aturan tentang anti asap atau anti haze.

"Kita tolak mentah-mentah undang-undang tersebut dan tegas tidak mengizinkan Singapura memburu pembakar hutan di wilayah kita. Kita bilang akan kita tangani dan adili sendiri," tegasnya.

"Jadi setiap negara punya kedaulatan hukumnya sendiri-sendiri berdasarkan azas teritorialitas," imbuh Mahfud.

Meski begitu, eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut memastikan akan tetap meminta keterangan secara diplomatik perihal penolakan tersebut.

"Nanti kita cari tahu masalah itu melalui jalur diplomatik," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Ustaz Abdul Somad melalui kanal YouTubenya, Hai Guys, menyebut dirinya ditolak masuk oleh Petugas Imigrasi Singapura melalui Pelabuhan Tanah Merah pada Senin, 16 Mei.

"Saya berangkat ke Singapura pada Senin siang dari Batam tanggal 16 Mei 2022, sampai di Pelabuhan Tanah Merah (Singapura, red) sekitar jam 1.30 (siang) waktu Indonesia. Dalam rangka libur, kebetulan sahabat saya ini kan dekat rumahnya dari Singapura," kata Abdul Somad pada tayangan YouTubenya.

UAS mengaku saat itu berkasnya sudah lengkap. Tapi, dia mengalami nasib berbeda dari rombongannya karena tak bisa masuk ke dalam negara tersebut.

"Berkas lengkap semua. Travel card, kartu untuk datang-masuk lengkap semua tak ada kurang. Sudah sampai stempel imigrasi dia tidak stempel karena langsung discan saja paspor habis itu cap jempol," ungkapnya.

"Pas mau keluar, sahabat saya keluar, istrinya sudah, anaknya sudah, ustazah sudah, anak saya sudah, saya yang terakhir. Begitu saya mau keluar, lalu tas itu ditarik masuk," imbuh Ustaz Abdul Somad.

Penceramah ini mengaku tak terima dengan perlakuan yang diterimanya. Apalagi, pihak imigrasi Singapura tak memberi alasan apapun terkait penolakan tersebut apakah karena teroris, narkoba, atau terlibat jaringan ISIS.

"Jadi itu yang harus dijelaskan. Minta semua warga Indonesia minta penjelasan, apa-kenapa? Biar tahu kita jelas, kurang berkasnya atau apa, jelaskan. Kenapa? Apakah karena teroris? Apakah karena ISIS? Apakah karena bawa narkoba? Itu perlu dijelaskan," tegas Ustaz Abdul Somad.

"Mulai setengah 2, setengah 3, setengah 4, setengah 5 sore kapal terakhir baru dipulangkan,” tambahnya.