MAKASSAR - Kasus pengambilan paksa jenazah terjadi lagi di Makassar, Sulawesi Selatan. Kelompok warga mengambil paksa jenazah dari RS Awal Bros Makassar.
Direktur Utama RS Awal Bros Makassar, Merry Monica menjelaskan, pasien yang meninggal sebelumnya dibawa keluarga ke rumah sakit sekitar pukul 14.45 WITA, Rabu, 14 Oktober. Pasien mengalami keluhan sesak napas, demam dan batuk.
“Ada sesak, demam dan batuk beberapa hari dan dilakukan konsultasi (dengan) spesialis paru dengan dokter jantung juga. Hasil pemeriksaan dan hasil laboratorium CT scan thorax menunjukkan memang kecurigaan (COVID-19),” kata Merry dikonfirmasi VOI, Kamis, 15 Oktober.
Saat itu, dokter menganjurkan agar dilakukan tes swab terhadap pasien. Namun pasien menolak.
“Lama dibujuk untuk diedukasi untuk mau (tes) PCR, jadi karena lama, jam 7 malam baru keluarga setuju. Itu pun kondisi pasien sudah mulai memburuk, sesak napas,” terang dia.
BACA JUGA:
Namun pemeriksaan lewat PCR ini baru bisa dilakukan pada pagi hari karena fasilitas laboratorium tidak beroperasi 24 jam. Pasien menurut Merry meninggal pukul 21.00 WITA
“Kondisi pasien sudah memburuk sudah dilakukan resusitasi jantung paru (RJP) pasiennya meninggal di jam 9 malam," ujarnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polsek Panakkukang Bripka Ahmad Halim menjelaskan kronologis penjemputan paksa jenazah tersebut. Dari keterangan saksi, ada sekitar 7 orang datang ke kamar jenazah di lantai 6 RS Awal Bros Makassar. Saat itu, salah satu orang menelepon rekannya meminta agar jenazah diambil.
“(Ada) kata-kata ‘arahkan massa masuk di RS Awal Bros kita untuk mengambil jenazah'," ujar Bripka Ahmad.
Kemudian sekitar pukul 20.40 WITA, Rabu, 14 Oktober, massa semakin bertambah dan berhasil membawa jenazah turun dari lantai 6 menggunakan lift.
Pada pukul 21.00 WITA, massa menaikkan jenazah ke mobil pikap. Anggota TNI dan Polri yang berada di lokasi mencegah aksi massa dan memberi pemahaman agar bersedia menunggu hasil swab.
“Pukul 23.15 WITA, upaya paksa dari pihak kelurga dipimpin langsung oleh anak almarhum untuk secepatnya membawa pulang jenazah Manda Daeng Beta berhasil dihalau oleh aparat TNI-Polri untuk segera (dibawa) kembali ke RS Awal Bros,” kata Bripka Ahmad.