BATAM - Anggota Komisi IV DPRD Kepulauan Riau, Uba Ingan Sigalingging menemukan dan menyesalkan adanya ruang kelas SMA yang tidak layak di satu satu SMA Negeri di Tanjung Buntung, Batam, Kepulauan Riau.
"Sudah sama seperti foodcourt (pujasera) aja. Jadi saat belajar-mengajar, antarkelas sudah saling dengar. Tentu saja siswa tidak konsentrasi," ujar Uba Ingan Sigalingging yang membidangi pendidikan di Batam dikutip dari Antara, Jumat, 13 Mei.
Dari pantauan di lokasi, masing-masing ruangan kelas hanya dipisahkan dengan papan tulis yang dimanfaatkan sebagai sekat, dan masing-masing kelas juga dilengkapi dengan meja dan kursi plastik bagi para siswa.
Terlihat pihak sekolah hanya memanfaatkan lahan kavling, dan dengan konsep seperti pujasera yang akhirnya disulap menjadi beberapa ruangan kelas. "Bahkan ironisnya lagi, salah satu ruang kelas bersebelahan dengan toilet bagi siswa dan guru," kata Uba.
Perihal keberadaan SMAN yang memprihatinkan ini, kata Uba, diketahui dari laporan masyarakat yang mengeluhkan sistem belajar mengajar di sana serta prihatin melihat siswa dan guru yang tengah menjalani sistem belajar mengajar di tempat yang kurang layak.
Tidak hanya itu, lingkungan di sekitar sekolah juga masih merupakan tanah gersang. "Setelah melihat langsung, debu saja kalau angin kencang sudah pasti masuk dan kena siswa yang sedang belajar," ucapnya.
Uba juga menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan Kepri, hingga saat ini belum mengusulkan mengenai dana tambahan, dalam progres pembangunan bagi SMAN itu.
Dengan demikian, kondisi memprihatinkan yang dialami oleh para siswa SMAN itu masih harus dialami hingga anggaran di tahun berikutnya.
"Kebetulan saya juga berada di Badan Anggaran DPRD Provinsi. Dan saat ini tidak ada usulan dari Dinas Pendidikan bagi SMAN itu. Intinya kondisi seperti ini masih akan dialami oleh siswa hingga akhir tahun. Itupun kalau di tahun depan mereka usulkan, kalau tidak tentu akan lebih lama lagi siswa merasa seperti ini," katanya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Kepri, Hasan menjelaskan bahwa tahun 2022 melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kepri sudah menganggarkan sebesar Rp 2,8 miliar untuk merenovasi SMAN itu.
“Jadi anggarannya sudah ada di Dana Alokasi Khusus (DAK), itu keterangannya langsung ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kepri sebesar Rp2,8 miliar,” ungkap Hasan.
BACA JUGA:
Sedangkan perihal bangunan yang belum siap, Hasan menyebutkan bahwa itu karena sebelumnya perencanaan penganggaran sudah dilakukan pada tahun 2020 dan akan dikerjakan tahun 2021.
“Tapi ternyata bertahap pengerjaannya karena besar biayanya. Jadi di tahun 2021 belum siap, makanya akan dilanjutkan di tahun 2022,” kata Hasan.