Wapres Ma'ruf Amin: Alokasi Anggaran Untuk Riset dan Pengembangan Belum Mencapai 1 Persen
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin memberikan keterangan pers terkait peresmian Fasilitas Riset Pangan di Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) BRIN (Via ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan anggaran pendidikan dan riset harus ditambah guna menjadikan Indonesia sebagai negara yang kompetitif, sekaligus memperbaiki peringkat inovasi secara global.

Hal itu disampaikan Ma'ruf saat sambutan di peresmian Fasilitas Riset Pangan di Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) BRIN, sebagai Laboratorium Rujukan Riset Halal Indonesia, di Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, Jumat, 22 April.

"Anggaran untuk pendidikan dan riset harus ditambah, kuantitas dan kualitas peneliti harus dinaikkan, serta infrastruktur dan fasilitas riset harus ditingkatkan," ujar Ma'ruf dilansir dari Antara

Ma'ruf mengatakan negara paling kompetitif di dunia merupakan negara yang berinvestasi pada riset dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi. Menurut dia tidak mengherankan bila porsi dari Pendapatan Domestik Bruto yang dialokasikan untuk riset dan menambah jumlah peneliti secara global, kian meningkat.

Ma'ruf menyampaikan menurut Badan Statistik UNESCO, pengeluaran global untuk riset dan pengembangan mencapai 1,7 triliun dolar Amerika, yang merupakan angka tertinggi dalam sejarah.

"Saat ini, anggaran yang kita alokasikan untuk riset dan pengembangan bahkan belum mencapai 1 persen dari PDB kita," jelas Wapres.

Sebagai perbandingan, kata Ma'ruf , Korea Selatan, salah satu negara yang memimpin di bidang inovasi, mengeluarkan 4,1 persen dari PDB untuk riset dan pengembangan. Dia mengatakan jika Korea Selatan memiliki sekitar 6.800 peneliti per satu juta penduduk, Indonesia hanya memiliki 89 peneliti per satu juta penduduk.

Sementara itu dalam ranking Inovasi Global tahun 2021, Indonesia berada di urutan ke-14 di Asia Tenggara dan Asia Timur, serta ke-87 di dunia, atau turun dua peringkat dari 2020.

Menurut Ma'ruf, turunnya peringkat inovasi Indonesia di tingkat global juga memberikan pesan Indonesia harus segera mengambil tindakan untuk memperbaiki aspek tersebut.

Ma'ruf menekankan riset dan pengembangan adalah urat nadi yang menentukan kelanjutan usaha, karena akan membantu menciptakan produk dan layanan sesuai perkembangan kebutuhan masyarakat, maupun metode atau proses baru yang lebih efisien.

Riset dan inovasi mendasari pertumbuhan dunia usaha dan penciptaan lapangan kerja, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi negara.

Ma'ruf menekankan kehadiran Fasilitas Riset Halal dan Laboratorium Bertaraf Internasional milik BRIN memberikan harapan bagi Indonesia, bahwa BRIN bersama pemangku kepentingan lainnya, akan terus memajukan riset dan inovasi di Indonesia.

"Selain itu, yang tidak kalah penting, bagaimana memastikan kemanfaatan dan kesesuaian hasil riset dengan kebutuhan industri, sehingga riset yang dihasilkan dapat menjawab kebutuhan industri, sekaligus dapat dikembangkan dalam skala industri," jelasnya.