Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP Rahmad Handoyo, menanggapi pernyataan Komisi Perlindungan Anak dan Ibu (KPAI) yang meminta evaluasi pembukaan kantin sekolah saat pembelajaran tatap muka (PTM) akibat adanya hepatitis misterius. Dia menilai, permintaan tersebut terlalu berlebihan.

"Saya kira berlebihan harus mengevaluasi kantin saat PTM. Yang paling utama saat ini adalah bagaimana kita memberikan sosialisasi, edukasi yang utuh terhadap siswa, terhadap orang tua," ujar Rahmad Handoyo di Jakarta, Jumat, 13 Mei.

Menurut Rahmat, mengevaluasi pembukaan kantin merupakan hal yang kurang bijak. Sebab kata dia, pengawasan kantin dapat dilakukan secara ketat oleh pihak sekolah.

"Kalau sampai harus mengevaluasi kantin di sekolah kok rasanya kurang bijak. Justru untuk kantin di sekolah, fungsi kontrol dan pengawasannya kan bisa lebih ketat lagi, kita bisa kerjasama dengan pihak sekolah untuk membuat ketentuan yang ketat," jelasnya.

Lebih penting lagi, Rahmat mengatakan, ada beberapa hal yang perlu disosialisasikan kepada orang tua dan anak. Pertama, terkait gejala hepatitis akut dan cara menghindarinya.

"Kalau kita bisa memberikan sosialisasi dan edukasi yang tepat saya kira kita bisa menghindarkan dari kemungkinan sakit yang serius sehingga ketika sudah tanda-tanda segera dibawa ke rumah sakit," kata Rahmad.

Kedua, adalah bagaimana menghindar dari hepatitis akut, yaitu dengan pola hidup sehat. Salah satunya, jangan makan dan minum dengan alat yang bergantian.

"Baik dengan teman atau rumah sekalipun ketika ada anak kita yang mengalami sakit. itu yang paling urgent," sambungnya.

Ketiga, yakni protokol kesehatan. Langkah ini menurut Rahmat, sebagai upaya terhindar dari COVID-19 dan hepatitis misterius.

"Karena yang diserang adalah saluran pernapasan dan pencernaan. Sehingga satu aksi kegiatan protokol kesehatan bisa menghindarkan dua penyakit sekaligus, yaitu COVID-19 dan hepatitis akut ini," pungkas Rahmad.

Sebelumnya, Komisioner KPAI Retno Listiyarti meminta sekolah tidak membuka kantin lebih dulu di tengah merebaknya penyakit Hepatitis akut misterius.

“Ini perlu dilakukan sebagai salah satu antisipasi mencegah penularan hepatitis akut ini. Karena begitu kantin dibuka, pasti akan ada kerumunan,” kata Retno.

Berdasar informasi yang diterimanya, ada dua pola penularan Hepatitis akut ini. Yakni, melalui saluran pernapasan dan pencernaan. Karena itu, menurut Retno, penutupan kantin sekolah diperlukan guna menutup potensi terjadinya penularan.

“Karena kalau kantin buka, siapa yang menjamin siswa saling ngobrol atau membuka masker?," tuturnya.