Gelar Pertemuan Penanganan Kebencanaan PBB di Bali, Indonesia Bakal Tekankan Lima Hal Ini
Achsanul Habib. (Sumber: Kementerian Luar Negeri RI)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia akan memberikan muatan khusus mengenai lima pilar penanganan kebencanaan, dalam pertemuan internasional bertajuk Penanganan Kebencanaan dan Mitigasi Global atau Global Platform fo Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 di Nusa Dua, Bali.

"Kegiatan akan dibukan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 25 Mei. Sejauh ini sudah ada 5.535 pendaftar dari 182 negara. Dari jumlah tersebut, 81 persennya atau sekitar 4.000 orang akan hadir secara fisik," jelas Direktur HAM & Kemanusiaan Kemlu RI Achsanul Habib, dalam keterangan pers Kamis 12 Mei.

"Ini pertemuan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), digelar tiga tahun sekali khusus untuk kebencanaan. Program dan tema semua konteksnya PBB," sambungnya.

Lebih jauh diterangkan olehnya, usai pembukaan, nantinya kegiatan ini juga diisi dengan national statement, thematic season hingga high level dialogue, yang intinya semua akan membahas mengenai bagaimana dunia melihat kebencanaan. Termasuk juga bagaimana melihat dan memberikan rekomendasi terkait bencana kesehatan, seperti pandemi COVID-19.

"Indonesia akan memberikan muatan khusus, yang diharapkan akan merefleksikan bagaimana indonesia melihat negara dan dunia harus mampu memiliki kemampuan yang sustain," terangnya.

"Ketangguhan yang bukan hanya saat terjadi bencana, tetapi ketangguhan mengantisipasi bencana melalui lima pilar, meliputi: kepemimpinan aktor kebencanaan pada tingkat lokal; kolaborasi multi-stakeholders; pemajuan disaster risk financing (ketersediaan anggaran); inklusivitas termasuk bagaimana menempatkan kelompok disabilitas berperan dalam penanggulangan bencana; serta adaptasi terhadap teknologi, termasuk teknologi digital," paparnya.

Rencananya, pertemuan ini juga akan dihadiri oleh Wakil Sekjen PBB Aminah Mohammed dan Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid. Sementara, untuk delegasi negara yang akan hadir sejauh ini ada 28 negara, mulai dari Jepang, Kanada, Malaysia hingga Brunei Darussalam.

"Pada akhir pertemuan, akan ada outcome document dalam bentuk co-chair summary, refleksi dari pandangan, pendapat, rekomendasi dari peserta selama kegiatan berlangsung," pungkasnya.