Mana Lebih Menyengsarakan, Perubahan Iklim atau COVID-19?
Ilustrasi foto (United Nations/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Salah satu badan khusus PBB, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyebutkan bencana alam yang diperparah perubahan iklim lebih berbahaya dibanding pandemi COVID-19. WMO mengungkap, perubahan iklim lah penyebab utama naiknya kesengsaraan, dilihat dari jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan internasional hingga tahun 2030.

Melansir CNA, Selasa, 13 Oktober, dalam laporan terbarunya, WMO berkesimpulan perubahan iklim menjadi penyebab utama parahnya dampak dari bencana alam. Tercatat, lebih dari 11 ribu bencana erat kaitannya dengan perubahan iklim, termasuk seperti fenomena tsunami yang terjadi dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.

“Meskipun COVID-19 menimbulkan krisis kesehatan dan ekonomi internasional yang besar yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk pulih. Penting untuk diingat bahwa perubahan iklim akan terus menimbulkan ancaman yang terus meningkat dan terus menerus bagi kehidupan manusia, ekosistem, ekonomi, dan masyarakat. Selama berabad-abad yang akan datang,” kata Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas.

“Pemulihan dari pandemi COVID-19 adalah peluang untuk bergerak maju di jalur yang lebih berkelanjutan menuju ketahanan dan adaptasi dalam menghadapi perubahan iklim,” katanya.

Tak hanya WMO, State of Climate Services 2020 juga mengungkap hal yang sama. Dalam laporan mereka yang disusun oleh 16 lembaga internasional dan lembaga pembiayaan, State of Climate Services 2020 bahkan telah menyerukan kepada pemangku kekuasaan tiap negara guna mengalokasikan lebih banyak uang untuk membuat sistem peringatan dini bencana alam dan perlawanan terhadap perubahan iklim.

Hal itu tak lain agar negara dapat cekatan melakukan pencegahan perubahan iklim agar tak berdampak besar. Untuk itu, State of Climate Services 2020 mengajak negara-negara di dunia untuk mulai mempersiapkan diri melawan perubahan iklim supaya mengurangi dampak dari bencana alam.