Pria di Sumut Mengamuk di Puskesmas karena Anggota Keluarganya Meninggal, Pemkab Paluta Bantah Tak Ada Sopir Ambulans
ILUSTRASI PIXABAY

Bagikan:

MEDAN - Rekaman video pria mengamuk karena kondisi puskesmas yang kosong viral di media sosial. Pria itu disebut-sebut marah lantaran anggota keluarganya meninggal karena puskesmas tersebut kosong. 

Dalam narasi video, tertulis peristiwa terjadi di Puskesmas Siunggam, Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta), Sumut, Selasa, 10 Mei. 

Video itu memperlihatkan suasana puskesmas yang kosong pada pukul 15.00 WIB. Sambil merekam, pria itu mengarahkan kameranya ke seluruh ruangan yang kosong di gedung puskesmas tersebut. 

Dalam keadaan emosi, pria ini mengatakan 2 orang anggota keluarganya meninggal dunia lantaran tidak adanya sopir ambulans. 

"Tenggok anakku oni, boruku ini meninggal karena nggak ada sopir. Adekku meninggal karena nggak ada sopir ambulans. Puskesmas apa ini," ucapnya. 

Terpisah, Kadis Kominfo Paluta, Lailar Rusdi Nasution mengatakan peristiwa itu terjadi di Puskesmas Siunggam, Kecamatan Padang Bolak Tenggara. Dia membantah kondisi Puskesmas yang kosong seperti yang dijelaskan pria tersebut

Peristiwa itu bermula usai pasien menghubungi Bidan Desa Siunggam Jae, Selasa 10 Mei, pagi. Saat itu, pasien mengeluhkan mulas di bagian pinggang pasien. 

"Lalu disarankan untuk datang ke Puskesmas Siunggam. Pasien sampai disana pukul 10.00 dan diterima Dokter Answar Harahap dan selanjutnya dirawat di ruang persalinan," kata Rusdi dalam keterangannya yang diterima, Rabu, 11 Mei. 

Pasien kemudian dirawat tenaga kesehatan mulai pukul 10.00 WIB. Lalu, pukul 13.20, pasien melahirkan anak pertamanya dengan jenis kelamin perempuan. 

"Kondisi bayi kebiru-biruan, tidak menangis, refleksi anus rendah dan bayi dinyatakan meninggal dunia," jelasnya. 

Selanjutnya, perawat melakukan observasi terhadap pasien yang mengalami drop atau tensi maupun kesadarannya menurun. Rusdi menyebutkan, pasien rencananya akan dirujuk ke rumah sakit. 

"Namun pada saat persiapan untuk dirujuk, sekitar pukul 14.30, kondisi pasien terus menurun dan selanjutnya dinyatakan meninggal dunia," ucapnya. 

Terkait kondisi Puskesmas yang kosong serta tidak adanya sopir ambulans, Rusdi membantahnya. Dia memastikan, tenaga kesehatan terkonsentrasi pada penanganan pasien yang akan dirujuk. 

"Supir ambulans standby d ihalaman Puskesmas," jelasnya. 

Rusdi menyebutkan, persoalan itu telah diselesaikan secara kekeluargaan. Sudah dilakukan mediasi antara pihak keluarga, tokoh masyarakat Desa Siunggam Jae dan Puskesmas. 

"Pihak keluarga telah menyampaikan permintaan maaf atas viralnya video pada saat kejadian, itu semata-mata terjadi karena emosi sesaat dan kepanikan," kata dia.