Sampah di Solo Melonjak Selama Ramadan, Penyebabnya Warga Lebih Suka Beli Makanan Dibanding Masak
Photo by Jasmin Sessler on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta menyebut gaya hidup masyarakat mempengaruhi kenaikan volume sampah di Kota Solo terutama selama bulan Ramadan.

"Kalau saat Ramadan terjadi peningkatan volume karena gaya hidup masyarakat, banyak yang lebih pilih beli makanan daripada masak sendiri," kata Kabid Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) DLH Kota Surakarta Arthaty Mulatsih di Solo, Rabu 11 Mei dinukil dari Antara.

Pihaknya mencatat selama satu bulan tersebut terjadi kenaikan volume sampah sekitar 11 persen per hari, yakni dari rata-rata harian normal sebesar 300 ton/hari naik menjadi 333 ton/hari selama bulan Ramadan.

Ia mengatakan dari total tersebut, mayoritas sampah yang dihasilkan merupakan sampah rumah tangga.

Meski demikian, selama Lebaran justru terjadi penurunan volume sampah. Ia mengatakan pada H1 hingga H+2 Lebaran rata-rata volume sampah yang masuk hanya 176 ton/hari. Terkait hal itu, dikatakannya, ada beberapa penyebab, salah satunya adalah petugas sampah kelurahan libur selama Lebaran dan banyak warung makan yang tutup pada hari H Lebaran.

"Masyarakat lebih banyak makan di rumah, beda dengan Ramadan yang justru terjadi peningkatan karena gaya hidup masyarakat yang lebih pilih beli makanan daripada masak," katanya.

Bahkan, selama Lebaran terjadi penurunan ritasi armada sampah menuju TPA Putri Cempo, yakni yang biasanya lebih dari 300 kali/hari, namun selama Lebaran turun menjadi kurang dari 100 kali/hari.

Sementara itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk bijak dalam mengelola sampah.

"Mengelola paling tidak dengan mengumpulkan, membersihkan sekitarnya agar di pengangkutan juga lebih cepat, karena kalau dihitung rasionya kita petugasnya masih kurang," katanya.