JAKARTA – Anggota Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Pokdar Kamtibmas) Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara menjadi korban penganiayaan oleh orang tak dikenal di Jalan Cipinang Elok II Blok K, Jatinegara, Jakarta Timur. Pria yang bekerja sebagai sopir taksi online itu mengalami sejumlah luka memar di bagian wajah akibat dianiaya.
Korban diketahui bernama Owen Susanto Salim (33). Owen menceritakan, kejadian berawal ketika dirinya mengantar penumpangnya dari Pos Polisi Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat menuju Jalan HM Syafei, Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Ketika dia memasuki Perumahan Cipinang Elok II, sebelum Masjid Al-Iman, mobil yang dia kendarai bersenggolan dengan motor.
Cek cok mulut terjadi ketika pelaku yang mengendarai motor jenis matic bernopol B 4492 TGH tiba-tiba muncul dan belok saat mobil korban tengah melaju.
Padahal korban sudah menyalakan lampu dim sebagai tanda mobil akan terus melaju lurus, namun pelaku malah mengacuhkan hal itu dengan berbelok secara mendadak.
Korban pun kaget dan menekan klakson ke pelaku. Namun, pelaku yang berboncengan bersama anak dan istrinya tak terima.
"Saya turun dari mobil terus nanya, 'kenapa bang?' terus dia jawab, 'kamu ya mau nabrak motor saya'," kata Owen kepada wartawan di Mapolsek Jatinegara, Selasa, 10 Mei, malam.
BACA JUGA:
Menurut Owen, dirinya heran kenapa pelaku marah. Padahal dia tidak menabrak motor pelaku.
"Padahal enggak nabrak, enggak senggolan, saya udah minta maaf, tapi dia ngotot, kita dipisahin sama warga," ucapnya.
Ternyata, permasalahan belum selesai, ketika korban kembali melanjutkan perjalanan mengantarkan penumpang ke Jalan HM Syafei dari Jalan Cipinang Elok II, tak disangka pelaku yang seorang pria bertubuh kekar mengikuti mobil dengan sepeda motornya.
"Saya jalan lagi ke HM Syafei, udah turun penumpang, dia mungkin turunin istri sama anaknya dulu, pas saya balik, di depan gang HM Syafei dicegat," kata Owen.
Lantas, di tempat itu korban meminta maaf lagi kepada pelaku dengan cara mengajaknya bersalaman, namun tangan korban malah dipelintirnya. Saat itu, ada warga yang kembali melerai.
Ketika korban kembali naik ke mobil guna mengambil penumpang lainnya, pelaku tetap mengejar dan amarahnya pun pecah di lokasi sekitar Jalan Cipinang Elok II. Mobil Owen kembali dihadang.
Owen mengaku ditonjok pelaku sebanyak dua hingga tiga kali di bagian wajah. Area pipi kanan, mata kanan, dan tulang hidung bagian atas, lebam.
"Konfliknya itu pas di Cipinang Elok II Blok K permintaan maaf saya enggak diterima, dihajar lah di Blok K itu. Ditonjok antara 2-3 kali, pipi, mata, tulang hidung bagian atas dekat dahi lebam," ujarnya.
Mobil yang dikendarai Owen pun penyok di kap mesin bagian kanan.
"Habis tonjok saya, dia tonjok kap mobil saya, enggak tahu buat apa, buat nakutin kayaknya," ucapnya.
Kata Owen ada sejumlah pemuda di lokasi saat dirinya dianiaya, namun mereka hanya bergeming menyaksikan dirinya dipukuli.
"Pas saya dipukul, kondisi ramai ada anak muda lagi nongkrong, cuman pada diam aja," katanya.
Usai dianiaya, pelaku malah menyuruh Owen untuk segera pergi. Tahu dirinya menjadi korban, Owen melapor ke Polsek Jatinegara sekitar pukul 23.30 WIB.
Surat Laporan Polisinya pun sudah teregister dengan nomor 162/ B/ IV/ 2022/ SEK JTN/RES JT/PMJ
"Saya lapor aja ke Polsek Jatinegara habis itu diantar visum ke RS Polri Kramat Jati, sekarang baru Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) baru keluar," katanya.
Owen menjelaskan, pelaku memiliki ciri bertubuh kekar, ada tato di lengan kanan, dan tinggi sekira 172 sentimeter.
"Orangnya tinggi kekar, badannya kurang lebih 172 sentimeter," kata Owen.
Dia pun berharap agar pihak kepolisian bisa menangkap pelaku guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sementara, Kanit Reskrim Polsek Jatinegara, Iptu Zulkasman mengatakan, pihaknya kini masih menelusuri kasus tersebut dengan meminta keterangan saksi.
"Tadi korban ketemu sama penyidik, mau koordinasi dalam artian ada orang yang tahu (kejadian) itu enggak, soalnya kami udah cek TKP, tak ada yang tahu," ungkapnya.
Dia pun mengatakan, tak adanya kamera CCTV di lokasi kejadian menjadi kendala untuk menjadi menguak kasus.
"Kendalanya enggak ada CCTV. Untuk saat ini masih kita telusuri," ujarnya.