Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, Peternak Gresik Diminta Setop Datangkan Hewan Ternak
Sejumlah sapi ternak di tengah jalan jalur Trans Sulawesi poros Tawaeli-Toboli di Palu, pada Mei 2019. (Antara)

Bagikan:

GRESIK - Dinas Pertanian (Dispertan) meminta peternak di Gresik setop mendatangkan hewan ternak baru untuk sementara. Langkah itu dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang mulai menjangkit sejumlah daerah di Jawa Timur.

Kepala Dispertan Gresik Eko Anindito Putro mengatakan pihaknya telah menerbitkan surat edaran yang meminta para peternak tidak mendatangkan hewan baru.

"Sebab penularannya cukup cepat. Virus PMK bisa bertahan hingga 40 hari di dalam diri hewan dengan masa inkubasi tiga sampai empat minggu. Saat ini kami terus melakukan penelusuran sejauh mana penyebarannya," kata dia di Gresik, Selasa 10 Mei.

Ia mengatakan, kali pertama mendapatkan laporan adanya kasus PMK yakni berasal dari Desa Sooko, Kecamatan Wringinanom di mana ada puluhan hewan ternak terserang PMK.

Ia menyebut ciri-ciri hewan yang terserang PMK yakni mulut sariawan, keluar busa, hidungnya keluar cairan, demam, nafas tersengal, hingga ada luka di kaki.

"PMK ini cukup ganas. Sebab penyakit ini membuat hewan kehilangan berat badan, cacat, hingga mati," ujarnya melansir Antara.

Hingga saat ini, Dispertan Gresik mencatat ada tujuh kecamatan yang ternaknya terserang PMK, yakni Wringinanom, Driyorejo, Kedamean, Menganti, Balongpanggang, Benjeng, dan Cerme.

Saat ini Dispertan Gresik memiliki keterbatasan dokter hewan dan telah meminta bantuan dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

"Untuk sementara ini penanganan yang dilakukan yakni membatasi akses keluar masuk hingga pemberian obat-obatan. Untuk vaksin masih menunggu rekomendasi kementerian itu," tandasnya.