Bagikan:

JAKARTA - Marian Kotleba, Kepala Partai Rakyat Slovakia diadili karena memberi cek dengan nilai 1.488 euro kepada tiga keluarga miskin di tahun 2017. Angka 1.488 bermasalah karena dianggap simbol neo-Nazi dan supremasi kulit putih.

Putusan itu belum final. Pemimpin partai sayap kanan itu mengaku tak bersalah. Ia mengajukan banding atas putusan Pengadilan Kriminal Khusus di Pezinok.

Bola panas kini ada di Mahkamah Agung, yang akan memutus upaya banding tersebut. Partai Rakyat Slovakia telah lama ingin menyatakan keluar dari Uni Eropa dan NATO.

Partai yang menggunakan hormat Nazi itu adalah partai terpopuler keempat di Slovakia dalam pemilihan parlemen bulan Februari. Setidaknya, delapan persen dukungan didapat partai ini, dengan 17 kursi di 150 kursi Parlemen Slovakia dan dua kursi di Parlemen Eropa.

Kotleba dan anggota partainya memang secara terbuka mendukung warisan Nazi yang dimiliki Slovakia selama Perang Dunia II. Bahkan, 14 Maret 2017, insiden sempat terjadi dalam peringatan berdirinya Slovakia pada masa perang 1939.

Tahun lalu, Mahkamah Agung menolak permintaan Jaksa Agung Jaromir Ciznar untuk melarang partai Kotleba. Jaromir menganggap Partai Rakyat Slovakia sebagai kelompok ekstremis yang aktivitasnya melanggar konstitusi negara.

Partai Rakyat Slovakia juga dipandang memiliki tujuan untuk menghancurkan sistem demokrasi negara. Namun pengadilan memutuskan bahwa jaksa penuntut umum gagal memberi cukup bukti untuk larangan tersebut.