JAKARTA - Harga minyak sawit dunia merangkak naik. Musababnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberlakukan kebijakan baru terkait komoditas itu.
Jokowi melarang ekspor minyak goreng dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) mulai 28 April.
Pegiat media sosial Denny Siregar sesumbar dampak kebijakan Jokowi itu tak hanya dirasakan mafia minyak sawit di Tanah Air, tetapi juga berdampak pada kebutuhan komoditas negara di dunia.
"Itu @jokowi kalo udah maen catur, bukan mafia sawit disini aja yang gerah. Satu dunia kelabakan," kata Denny Siregar dalam akun Twitternya, @Dennysiregar7, Selasa 26 April.
Diketahui harga komoditas pengganti sawit yaitu minyak nabati merangkak naik secara signifikan pada sekitar awal bulan ini.
Disusul melandainya ekspor minyak kedelai dari Argentina, dan meredupnya eksportir terbesar minyak bunga matahari dunia yaitu Ukraina yang sedang dilanda konflik, menjadi sejumlah faktor kenaikan harga minyak goreng dunia.
Reuters dalam laporannya mengungkapkan, harga minyak kedelai naik di atas 4,5 persen menjadi 84,03 sen per pound di Amerika Serikat pada Jumat 22 April.
Kenaikan itu mencetak rekor tak lama setelah Jokowi mengumumkan larangan ekspor ekspor minyak goreng dan minyak kelapa sawit.