Bagikan:

JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengklarifikasi tentang rencana kelompok buruh menggunakan Jakarta International Stadium (JIS) dalam peringatan May Day atau Hari Buruh.

Iqbal menegaskan buruh akan menggunakan JIS bukan untuk aksi demonstrasi, melainkan kegiatan festival yang melibatkan sekitar 100 ribu buruh pada 14 Mei mendatang.

Kegiatan festival tersebut di antaranya orasi, pentas seni, sambutan dari Partai Buruh dari berbagai negara, hingga live stream dengan kawan-kawan yang juga melakukan perayaan di daerah.

"Saya ingin jelaskan, bahwa JIS digunakan buruh sebagai tempat perayaan atau festival memperingati May Day. Jadi bukan sebagai tempat aksi," kata Iqbal dalam keterangannya, dikutip Selasa, 26 April.

Iqbal menuturkan, selama ini KSPI dan serikat buruh lainnya biasa menggunakan Gelora Bung Karno, Istora Senayan, bahkan Sports Mall Kelapa Gading untuk kegiatan buruh.

Karenanya, Iqbal memandang penggunaan JIS untuk tempat berkumpul para buruh dengan jumlah massa yang besar semestinya diperkenankan.

“Selain pertandingan sepak bola, peruntukan stadion bisa digunakan sebagai konser musik, festival, maupun pertemuan akbar yang lain,” ucap dia.

Lagipula, lanjutnya, buruh akan membayar biaya sewa dan uang jaminan jika ada kerusakan terhadap stadion yang digunakan.

Ia menegaskan, buruh tidak bermaksud menggunakan JIS secara gratis. Sehingga, kepada elite partai politik di DPRD DKI tak perlu mengkhawatirkan dampak kerusakan yang akan terjadi saat perayaan May Day tersebut.

“Kami iuran. Sudah biasa kami membayar setiap kegiatan serikat dari iuran. Kenapa kebakaran jenggot. Kok ketakutan. Kok sensitif dengan kegiatan buruh. Jangan-jangan khawatir DKI akan menjadi kemenangannya partai buruh,” cecarnya.

Sebelumnya, Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Syarif mengaku tak setuju jika JIS digunakan kelompok buruh untuk melaksanakan aksi May Day atau Hari Buruh."Kalau ajang unjuk rasa, enggak bisa. Enggak diperkenankan. Saya rasa tempatnya bukan di JIS. Yang disasar apa di sana? Kan enggak ada," ucap Syarif.Syarif menyebut, saat ini JIS baru menggelar soft launching. Dalam artian, pengoperasian stadion bertarat internasional itu belum bisa dijalankan dengan sempurna. Mengingat, masih ada perbaikan minor dan pembersihan yang perlu dilakukan pada sarana yang ada.Lagipula, Syarif memandang Pemprov DKI dan pengelola JIS akan kerepotan dalam mengatur lalu lintas serta penjagaan keamanan jika puluhan ribu buruh dalam satu waktu memadati kawasan itu."Teman-teman buruh pun juga harus berkoordinasi dengan pihak pengelola, keamanan, dan Pemprov DKI. Bisa enggak mengatur rekayasa lalu lintas dengan kapasitas misalnya 85 ribu orang? Saya duga enggak bisa," cecarnya.