JAKARTA - Siti Suryani (28) warga kawasan Pasar Gembrong, Jakarta Timur, meratapi nasibnya yang hanya tersisa lara. Pasalnya, harta benda dan rumah miliknya hanya menyisakan abu dan bara.
Terlebih, kesedihan Siti tak terbendung ketika melihat anaknya yang masih berusia 7 tahun mengeluhkan baju baru untuk hari raya lebaran yang habis terbakar tanpa sisa. Air mata Siti tak terbendung, ketika dirinya menceritakan peristiwa kebakaran itu.
"Anak-anak saya pada nangis, ada yang ngeluh. 'Baru juga beli baju baru, udah kebakar aja, Bu,' kan sedih. Kita sudah beli, bajunya ditaruh di lemari," kata ibu dua anak itu dengan mata berkaca, saat ditemui VOI, Senin 25 April.
Siti mengatakan, baju baru untuk momen lebaran itu sebagai hadiah bagi anaknya yang telah kuat menjalani puasa meski masih berusia kanak-kanak.
"Anak kelas 1 Sekolah Dasar (SD)," ucapnya.
Dalam kesehariannya, Siti tidak memiliki pekerjaan tetap. Dia hanya seorang pedagang es yang hasilnya pun tidak dapat diprediksi.
Siti mengatakan, detik-detik kobaran api mulai muncul di kawasan rumahnya.
BACA JUGA:
"Kejadian sekitar 20.30 WIB. Aku lagi di luar, lagi buka bersama bareng keluarga. Jadi apinya sudah merambat ke mana-mana. Saya enggak bisa nyelametin apa-apa. Udah enggak bisa masuk ke dalam rumah," ujarnya.
Kini, Siti terpaksa harus tinggal di tenda pengungsian yang dibangun di sisi Jalan Basuki Rahmat, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
Siti mengeluhkan, seluruh barang berharga miliknya juga ikut hangus terbakar. Baginya, tidak ada lagi barang yang bisa diselamatkan.
"Semuanya hangus terbakar. Bahkan dia berucap, jika yang tersisa hanya satu stel pakaian yang kini hanya merekat di tubuhnya," tuturnya.
Selama tinggal di tempat pengungsian, Situ mengeluhkan kurangnya stok perlengkapan bayi dan balita.
"Belum semua sih, kayak kebutuhan anak ini belom. Kayak minyak telon, bedak. Pampers aja saya beli sendiri," ujarnya.