Pasien COVID-19 di RS Darurat Wisma Atlet Turun Tajam
Ilustrasi (Foto: Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Jumlah pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet telah menurun cukup signifikan per 8 Oktober 2020. Ini berdasarkan data dari pihak RS Darurat Wisma Atlet.

"Jadi kalau kita lihat memang sudah mengalami penurunan yang signifikan, dilihat dari puncaknya waktu itu di angka 2.611 pada 27 September," kata Koordinator Operasional Rumah Sakit Darurat COVID-19 Kolonel CKM. dr. Stefanus Dony dilansir Antara, Kamis, 8 Oktober.

Ia mengatakan jumlah pasien dengan gejala ringan hingga sedang di Wisma Atlet saat ini ada 1.496 orang, dengan dua pertiga di antaranya adalah pasien dengan gejala ringan dan hampir 400 lainnya pasien gejala sedang.

Sementara itu, pasien dengan gejala berat hanya ada satu dan saat ini pasien tersebut sedang menunggu untuk mendapatkan tempat tujukan.

Adapun jumlah pasien COVID-19 tanpa gejala (OTG) di rumah sakit tersebut adalah sebanyak 1.536 orang yang saat ini ditempatkan di menara 4 dan 5 Wisma Atlet.

Stefanus mengatakan turunnya jumlah pasien itu berkat adanya penurunan jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit darurat tersebut, sementara jumlah pasien yang sembuh terus meningkat sehingga jumlah pasien yang dirawat menjadi lebih rendah.

"Tentunya kalau treatmen memang dari awal tidak ada perbedaan, hampir sama. Tapi kita lihat pasien yang masuk memang sedikit. Artinya, bahwa jumlah yang keluar, yang sembuh lebih banyak, sehingga angka yang dirawat ini bisa kita tekan menjadi lebih rendah dan ini tentunya memang berpengaruh dari penularan yang ada di masyarakat," katanya.

Ia berharap penurunan pasien yang dirawat itu benar-benar menunjukkan adanya perbaikan secara keseluruhan, baik dari segi penanganan terhadap pasien, juga dari sosialisasi pemerintah kepada masyarakat tentang pentingnya berdisiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Harapannya dengan operasi ketat dan kesadaran tinggi dari masyarakat, baik di perkantoran maupun di tempat umum, sehingga ini bisa benar-benar mencegah terjadinya penularan COVID-19," demikian kata Stefanus.*