Jelang Forum Global Platform for Disaster Risk Reduction, Utusan Khusus PBB: Indonesia Tuan Rumah yang Tepat
Utusan khusus PBB, Mami Mizutori. (Foto via Antara/Fikri Yusuf)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia akan menjadi tuan rumah Forum Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7. Forum ini akan digelar di Bali dengan pembahasan upaya membangun ketahanan bencana yang berkesinambungan dengan perlindungan lingkungan.

Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengurangan Risiko Bencana, Mami Mizutori mengatakan, Indonesia adalah tuan rumah yang tepat. Menurutnya, Indonesia telah menemukan cara untuk mengatasi risiko bencana.

"Saya rasa Indonesia adalah tuan rumah yang tepat. Meski rentan terhadap bencana dan telah menghadapi berbagai bencana, (Indonesia) telah menemukan cara untuk mengatasi risiko bencana di tingkat nasional dan daerah," ujar Mizutori, seperti dilansir Antara, Sabtu, 22 April.

Dia menjelaskan, perlu kepemimpinan politik dari lapis teratas pemerintah daerah dan pusat untuk upaya tersebut. "Sejalan dengan tema besar G20 Indonesia dan kita bisa menjadikan risiko menjadi ketahanan (risk to resilience) dan meningkatkan perekonomian kita," lanjutnya.

Mizutori menekankan pentingnya upaya untuk mengurangi risiko bencana yang dibarengi dengan perlindungan terhadap lingkungan.

"Tak ada negara yang luput dari dari dampak pandemi COVID-19 maupun kejadian-kejadian iklim yang ekstrem. Namun hal yang penting adalah kedua tipe bencana itu dapat dimitigasi dampaknya melalui pengurangan bencana," kata Mizutori.

Selama COP26 pada tahun lalu, kata Mizutori, tampak jelas ketahanan terhadap bencana memiliki peranan penting. Pada COP27 tahun ini di Mesir, akan ada pembahasan lebih lanjut tentang bagaimana adaptasi terhadap iklim dapat menyatu dengan penurunan risiko komprehensif.

Hal tersebut menjadi penting khususnya bagi negara berkembang, negara kepulauan serta negara- negara kecil, kata dia.

"Platform global ini akan menjembatani COP26 dan COP27 melalui diskusi terkait iklim dan pengurangan risiko bencana," ujarnya.