Pria Ini Bunuh Pacarnya dengan Cara Dipukul, Dicekik, Disiram Bensin Lalu Dibakar
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang tersangka pembunuh pacar feminisnya diduga menyiram mayat korban dengan bensin dan membakarnya. Ia lalu memberitahu saudaranya bahwa dia sedang membakar daging busuk karena lemari esnya rusak.

Cemal Metin Avci (32) dituduh memukul dan mencekik pasangannya yang berusia 27 tahun, Pinar Gultekin hingga meninggal.

Dalam kasus yang mengejutkan Turki ini, politisi dan kalangan selebritas mengutuk tindakan kejahatan tersebut. Sebuah kampanye juga dilakukan di Instagram, dinamai ChallengeAccepted, untuk memberdayakan wanita setelah kematian Gultekin.

Seiring protes yang terus berkembang, para detektif meningkatkan penyelidikan dan menangkap Mertcan Avci, saudara laki-laki tertuduh. Dia dikabarkan terkait dengan kasus tersebut melalui bukti ponsel.

Melansir Daily Star, Rabu, 7 Oktober, saudara laki-laki itu ingat mencium bau yang “menjijikkan” ketika dia tiba di tempat kejadian di Mentese, Turki.

Dia mengklaim saudaranya mengatakan kepadanya bahwa dia sedang membersihkan diri dari daging busuk setelah lemari esnya rusak.

Selama penyelidikan tiga bulan, polisi bagian pembunuhan melacak sinyal dari telepon saudara tersangka itu ke tempat kejadian setelah Pinar menghilang pada 16 Juli.

Mertcan Avci diduga menelepon anggota keluarga pada malam itu dan dituduh pergi ke tempat kejadian bersama kakak laki-lakinya untuk menutupi bukti.

Dia membantah tuduhan menghancurkan bukti.

Menurut laporan, terdakwa bersikeras bahwa dia tidak punya alasan untuk meragukan saudaranya ketika dia mengatakan kepadanya bahwa dia membakar kokoretsi (jeroan domba atau kambing) karena lemari esnya tidak berfungsi.

Namun, pengacara Gultekin, Rezan Epozdemir, berpendapat ada kontradiksi dalam pernyataannya kepada polisi. Epozdemir juga yakin pelaku lain terlibat.

Mertcan Avci saat ini juga dalam penahanan, menunggu persidangan, bersama saudaranya.

Pinar Gultekin adalah seorang juru kampanye yang menentang kekerasan terhadap perempuan di sebuah negara, di mana bulan lalu 27 perempuan dibunuh oleh laki-laki, dan 23 lainnya meninggal secara misterius.

Angka-angka tersebut dihitung oleh We Will Stop Femicide Platform (KCDP) dengan mengumpulkan laporan media.

Berbicara kepada Newsflash, Sekretaris Jenderal KCDP Fidan Ataselim berkata, "Pinar disiksa dan dibunuh secara brutal. Pembunuh pengecut itu kemudian berusaha menyembunyikan pembunuhan tersebut. Bukan kebetulan bahwa dia dibunuh dengan cara yang begitu kejam mengingat peningkatan jumlah pembunuhan wanita."

Ayah satu anak Cemal Metin Avci ditangkap pada 21 Juli. Dia ditahan di sel isolasi di penjara dengan keamanan tinggi.

Istrinya, Eda Avci, mengajukan gugatan cerai pada Agustus dan mendapat kompensasi setara 497 ribu poundsterling.

"Saya tidak ingin dikaitkan dengan kasus ini lagi. Saya mencoba untuk menceraikan penjahat itu. Saya akan memulai hidup yang tenang dengan putri saya," Eda Avci mengatakan kepada media lokal.

Cemal Metin Avci belum divonis.