JAKARTA – Nasib nahas menimpa atlet lari asal Uganda, Rebecca Cheptegei. Ia dilaporkan meninggal dunia setelah disiram bensin dan dibakar oleh mantan pacarnya.
Pelari maraton berusia 33 tahun, yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 baru-baru ini, menderita luka bakar serius setelah mendapat perlakuan keji dari mantan pacarnya pada akhir pekan kemarin.
Rebecca lalu mengembuskan napas terakhirnya pada Kamis, 5 September 2024, setelah mendapat perawatan. Berita tersebut dikonfirmasi oleh ayah sang atlet bernama Joseph Cheptegei.
"Kami sangat terluka," kata Joseph seperti dilansir dari Washington Post.
BACA JUGA:
Joseph tidak melihat perjuangan terakhir putrinya melawan maut. Ia bergegas ke rumah sakit di Eldoret, Kenya bagian barat, setelah menerima telepon dari dokter pada pukul 05.30 pagi waktu setempat.
Akan tetapi, ia terlambat tiba di sana untuk sekedar mengucapkan selamat tinggal kepada putrinya.
Pihak berwenang di barat laut Kenya, tempat Cheptegei tinggal dan berlatih, mengatakan bahwa ia menjadi target setelah pulang dari gereja bersama kedua putrinya.
Sebuah laporan yang diberikan oleh seorang administrator lokal menyebut bahwa atlet tersebut dan mantan pasangannya tengah berselisih perihal sebidang tanah.
Chepteget disebut membeli sebidang tanah di wilayah Trans Nzoia dan membangun sebuah rumah di dekat pusat pelatihan atletik elite Kenya.
Tewasnya Rebecca ini menambah daftar panjang kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Kenya. Dalam sebuah survei pada 2022, setidaknya 34 persen wanita mengatakan bahwa mereka pernah mengalami kekerasan fisik.
"Tragedi ini adalah pengingat yang jelas akan kebutuhan mendesak untuk memerangi kekerasan berbasis gender, yang telah semakin memengaruhi olahraga elite," kata Menteri Olahraga Kenya, Kipchumba Murkomen.