JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) terkait penundaan pemilu kembali menjadi sorotan. Cak Imin akhirnya muncul setelah Presiden Joko Widodo mementahkan usulannya itu.
Kali ini, Cak Imin beralasan mengusulkan penundaan pemilu untuk menolong Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Sebab pemerintah terseok-seok akibat pandemi selama dua tahun.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai berubah-ubahnya alasan cak Imin mengindikasikan penundaan pemilu hanya keinginan segelintir elite yang haus kekuasaan. Kelompok elite ini, menurutnya, selalu mencari alasan yang berubah-ubah sebagai justifikasi (pembenaran) penundaan pemilu.
"Semua pembenaran yang dikemukakan Cak Imin jelas bertentangan dengan kehendak rakyat. Sebab, melalui berbagai survei, mayoritas rakyat Indonesia tidak menginginkan penundaan pemilu," ujar Jamiluddin di Jakarta, Selasa, 19 April.
Jamiluddin mengatakan, Cak Imin sudah jelas mengabaikan kehendak rakyat. Ironisnya, dia sebagai ketua umum sekaligus wakil ketua DPR yang mestinya memperjuangkan aspirasi masyarakat justru bertindak sebaliknya.
"Sikap cak Imin ini tentu sangat ironis, karena sebagai ketua umum partai seharusnya memperjuangkan aspirasi rakyat, bukan justru mengabaikan dan meniadakannya," kata Jamiluddin.
Karena itu, menurut Jamiluddin, Cak Imin sudah tak layak menjadi ketua umum partai di negara demokrasi. Cak Imin, kata dia, lebih cocok jadi ketum partai di negara otoriter.
"Jadi, sudah selayaknya rakyat menghukum cak Imin dalam pemilu 2024. Bahkan kader PKB pun layak menghukum ketumnya yang mengabaikan kehendak rakyat," tandasnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya Cak Imin buka suara terkait isu penundaan pemilu yang telah ditolak Presiden Joko Widodo.
Ditunggu responsnya usai didemo mahasiswa, Cak Imin mengaku usulan penundaan pemilu untuk menolong Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Pasalnya, dua tahun diterpa pendemi, pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa.
Hal itu disampaikan Cak Imin dalam pidato acara puncak Harlah PMII ke-62 dengan tema 'Transformasi Gerakan, Merawat Peradaban' yang berlangsung pada Senin malam, 18 April. Acara tersebut disiarkan lewat akun YouTube PMIIOFFICIAL.
"Saya itu usul dalam rangka menolong Kiai Ma'ruf Amin, dalam rangka menolong rakyat. Kenapa menolong Kiai Ma'ruf? karena supaya nanti kalau di akhirat ditanya kurang ini, kurang itu, alasannya karena 2 tahun pandemi nggak bisa apa-apa," ujar Cak Imin seperti dilihat di akun YouTube PMIIOFFICIAL, Selasa, 19 April.
Selama dua tahun ini, Cak Imin menilai, pemerintah hanya berfokus pada pandemi sehingga sulit membuat acara-acara. Dampaknya, anggaran negara habis terserap untuk penanganan pandemi.
"Anggaran di DPR habis untuk mengurus pandemi, IKN (Ibu Kota Negara) belum tergarap sama sekali gara-gara 2 tahun (pandemi)," ungkap Wakil Ketua DPR bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) itu.