Bagikan:

KEPRI - Operasional kapal di Pelabuhan Tanjunguban, Kepulauan Riau (Kepri) mengalami ketelatan. Akibatnya ratusan pengendara sepeda motor, mobil dan truk terpaksa mengantre di pelabuhan tersebut pada Selasa 19 April.

Normalnya operasional kapal satu jam sekali berlayar dari Pelabuhan Tanjunguban ke Pelabuhan Tanjung Punggur.

Berdasarkan pantauan, lebih dari 100 unit mobil antre sejak tadi pagi hingga siang hari.

Putri, salah seorang pengendara mobil mengaku mengantre sejak pukul 09.00 WIB dan hingga pukul 12.00 WIB Kapal Roro belum tampak sandar di Pelabuhan Tanjunguban.

"Jam 10.00 WIB tadi ada Kapal Roro yang berlayar, namun saya belum mendapatkan giliran karena sudah ada penumpang yang sejak pukul 08.00 WIB antre," katanya.

Sejumlah petugas di pelabuhan juga tidak dapat memastikan jam berapa Kapal Roro tiba di Pelabuhan Tanjunguban.

Cuaca panas membuat para penumpang gerah, apalagi yang sedang menjalani ibadah puasa. "Saya pikir setiap sejam sekali kapal berlayar, seperti informasi di berita dan media sosial. Ternyata ini sudah lebih dari tiga jam belum berlayar juga," kata Saroni, salah seorang penumpang, dikutip dari Antara.

Kepala Dinas Perhubungan Kepri Junaidi belum mendapatkan informasi soal antrean panjang di Pelabuhan Roro Tanjunguban.

"Setahu saya berjalan normal. Kalau kondisinya seperti ini (antre lama) saya belum dapat informasi. Saya koordinasi dahulu dengan ASDP Batam untuk mengetahui permasalahannya," ucapnya.

Sebelumnya, General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Batam, Syamsudin mengatakan kondisi Pelabuhan Roro Tanjunguban dan Tanjung Punggur, normal pada pagi dan siang hari. Namun, sore hari terjadi penumpukan penumpang sehingga harus antre selama berjam-jam.

Penumpukan kendaraan penumpang terjadi pada hari libur Jumat sore 15 April. Penumpukan kendaraan penumpang disebabkan dua dari empat kapal tidak beroperasi. Dua kapal yang tidak beroperasi masing-masing disebabkan sedang "docking" atau diperbaiki.

Dua kapal itu milik PT ASDP dan PT Jembatan Nusantara, anak perusahaan PT ASDP. Sementara dua unit Kapal Roro yang beroperasi tersebut juga milik PT ASDP dan PT Jembatan Nusantara.