SURABAYA - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, Jawa Timur, memetakan 35 titik atau lokasi rawan terjadi tawuran antarremaja selama Ramadan 1443 Hijriah.
"Hasil pemetaan itu sudah kami bagikan kepada 31 kecamatan," kata Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto di Surabaya, Minggu 17 April.
Menurut dia, sebanyak 35 lokasi rawan tawuran di antaranya berada di kawasan Surabaya Utara meliputi Kenjeran, Semampir, Bulak Banteng, Krembangan, dan Pabean Cantikan.
Dari pemetaan tersebut, kata dia, membuat pihaknya tidak lengah saat melakukan patroli pengawasan. Karena, kemunculan para remaja melakukan aktivitas biasanya pada pukul 02.00 WIB.
Eddy menjelaskan selama ini Satpol PP bersama TNI-Polri dan tokoh masyarakat terus menggelar patroli pengawasan selama bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.
Kegiatan tersebut, lanjut Eddy, dilakukan setelah shalat tarawih hingga pukul 04.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk melakukan antisipasi gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, seperti balap liar, tawuran, bermain petasan, atau tindakan kriminal lainnya.
Berdasarkan hasil evaluasi selama dua pekan pelaksanaan ibadah pada bulan Ramadan, petugas Satpol PP masih menemukan anak remaja yang beraktivitas pada malam hari. Rata-rata mereka mengaku sedang menunggu pukul 03.00 WIB untuk melakukan ronda sahur.
BACA JUGA:
Hanya saja, kata dia, anak-anak remaja tersebut melakukan kegiatan yang terindikasi dapat menimbulkan gesekan atau gejolak sosial sebab kegiatan yang dilakukan pada malam hari.
"Setiap malam hari, kami sering mendapat laporan indikasi tawuran. Tapi saat kami datang ke lokasi, kegiatan tersebut tidak ada," ujar dia dikutip Antara.
Oleh karena itu, Satpol PP Kota Surabaya bersama kecamatan dan TNI-Polri terus melakukan patroli pengawasan. "Sistem pengamanan kita bersayap dan berlapis. Setelah disisir oleh kecamatan dan TNI-Polri, secara bergantian juga akan kami lakukan," kata dia.
Meski demikian, lanjut dia, petugas patroli pengawasan tetap melakukan pendekatan secara humanis untuk memberikan edukasi kepada para remaja. "Namun, ada yang kami amankan dan kami panggil orang tuanya untuk membuat surat pernyataan," ujar dia.
Tak hanya itu saja, dia mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya untuk mengadakan kegiatan di sekolah saat bulan Ramadhan, seperti Pondok Ramadhan atau kegiatan yang menyibukkan pelajar.
"Dengan demikian saat malam hari, mereka lebih fokus melakukan persiapan untuk kegiatan besok pagi. Jadi meminimalisir para remaja untuk berkegiatan di luar rumah pada malam hari," kata Eddy.